Gubernur akan evaluasi penggunaan APBD kabupaten di Sumsel

id Gubernur, apbd, evaluasi

Gubernur akan evaluasi penggunaan APBD kabupaten di Sumsel

Gubernur Sumsel Herman Deru (Dok Humas Pemprov Sumsel)

Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumsel Herman Deru akan mengevaluasi penggunaan APBD kabupaten dan kota karena ada dana besar tetapi belum mampu mengurangi angka kemiskinan di daerahnya secara signifikan.

Oleh karena alasan itu pula pihaknya akan memperketat dan mengevaluasi APBD di 17 kabupaten dan kota di Sumsel, kata gubernur di Palembang, Rabu.

"Saya minta betul, saat evaluasi APBD nanti dilihat. Kalau tujuannya tidak sama, muaranya tidak sama untuk menurunkan angka kemiskinan di Sumsel langsung coret saja," tegas gubernur saat berbicara dalam Rapat Koordinasi High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumsel.

Menurut dia, kabupaten dan kota seperti itu perlu dibimbing agar pembelanjaan APBDnya berpengaruh pada penurunan angka kemiskinan di daerahnya. Sehingga berdampak pada penurunan inflasi secara keseluruhan di Sumsel yang masih di atas nasional.

Ada beberapa daerah yang menonjol APBDnya artinya benar pembelanjaan uangnya dengan tujuan utama menurunkan angka kemiskinan dengan begitu baik. Tapi ada juga yang tidak ada perubahan.

Sehubungan itu pihaknya akan evaluasi pembelanjaannya atau penggunaan APBD tersebut.

Sementara itu terkait rapat high level meeting (HLM), gubernur juga menyampaikan beberapa hal. Diantaranya, ia mengingatkan agar rapat kali ini dapat menghasilkan rumusan yang cocok untuk pengendalian inflasi di Sumsel.

Selain itu tim juga perlu memikirkan antisipasi dampak virus corona yang melanda sekarang ini sehingga bisa berpengaruh terhadap komoditas impor Sumsel seperti bawang putih dan lainnya.

Meskipun saat ini Sumsel mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera, namun Ia meminta TPID dan instansi terkait dapat menjaga kestabilan inflasi. Mengingat inflasi yang stabil dan cenderung rendah akan mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi daerah yang baik dan berkelenjutan.

Bahkan mendukung pertumbuhan unit-unit usaha kecil menengah dan mengurangi tingkat kemiskinan.

Berdasarkan data BPS Provinsi Sumsel bahwa tingkat inflasi Sumsel menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Seperti pada kisaran 5 tahun lalu 2014 tingkat inflasi Sumsel mencapai 8,48 persen dan tahun 2019 sebesar 2,06 persen rendah di bawah capaian nasional sebesar 2,72 persen

"Ini menunjukkan sejak dibentuk TPID tingkat inflasi Sumsel cenderung mengalami penurunan, rendah dan stabil," jelasnya.

Ada delapan komoditas strategis yang seringkali ikut andil menyumbangkan inflasi antara lain beras, bawang merah, gula merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras serta minyak goreng, tambah dia.