Muara Belida, Muara Enim akan dijadikan budidaya ikan

id budidaya ikan,muara belida,muara enim,udang air tawar,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palemb

Muara Belida, Muara Enim akan dijadikan budidaya ikan

Arsip-Seorang petani memberikan pakan untuk budidayanya ikan ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp

Palembang (ANTARA) - Muara Belida, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan akan dijadikan tempat pembudidayaan ikan dan udang air tawar karena potensinya cukup besar.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus mengembangkan dan meningkatkan produksi ikan yang salah satunya budidaya ikan, kata gubernur saat meninjau lokasi bekas budidaya ikan dan udang air tawar di Desa Patra Tani, Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim, Selasa.

Bukan itu saja, nantinya, tempat pengembangbiakan ikan dan udang air tawar seluas 14,6 hektare itu akan dijadikan pusat penelitian, pengembangan bibit dan benih, pembesaran dan pemasaran terbesar di Sumatera Selatan.

"Kita punya citra sebagai daerah penghasil ikan di perairan umum. Karenanya, tempat ini akan menjadi lokasi penelitian, pengembangan bibit dan benih ikan, pembesaran, dan pemasaran hasil produksi ikan dan udang air tawar," kata gubernur.

Dia mengatakan, mulai minggu depan semua Organisasi Perangkat Daerah terkait bersama dinas di kabupaten dan kota harus segera bekerja untuk mewujudkan rencana tersebut.

Jadi mulai dari pembersihan 40 kolam yang sudah ada di tempat pengembangbiakan ikan dan udang tersebut, perbaikan sarana dan prasarana seperti rumah riset, gedung penelitian petani, gedung pembenihan.

Termasuk dengan infrastruktur seperti akses jalan menuju ke lokasi tersebut harus segera dikerjakan.

"Saya tidak hanya ingin ini sebatas MoU saja, tidak sebatas pembahasan dan rencana-rencana saja. Melainkan ada action setelah ini. 2020 ini sudah harus ada action, dan 2021 sudah ada yang dihasilkan dari tempat ini, baik itu pembibitan, pembenihan ataupun pengembangan benih dan bibit ikan dan udang yang akan di hasilkan," jelasnya.

Gubernur juga menjelaskan, meski belum membicarakan target tonase hasil produksi ikan dan udang dari tempat itu namun pihaknya berharap kesejahteraan masyarakat akan terdorong dengan adanya budidaya tersebut..

Gubernur menilai, pusat penelitian, pengembangan bibit dan benih, pembesaran dan pemasaran tersebut sangat penting. Sama halnya dengan pusat pembibitan dan pengembangan benih ikan air laut di Kawasan Sungsang, Banyuasin, Sumsel.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk jenis ikan air tawar di Sumsel sendiri ada sekitar 200 spesies.

"Khusus di tempat ini saya tidak menargetkan harus ikan ini atau itu. Terserah mau itu udang, bandeng, belido, lele, ataupun ikan sepat. Yang jelas, saya ingin ikan yang dikembangkan disini adalah ikan khas Sumsel. Utamakan spesies lokal dulu," ujarnya

Rencananya memang akan mengembangkan ikan yang saat ini kondisinya hampir punah. Seperti Ikan Tengkleso (Ikan Arwana) yang selama ini hanya ditemukan di akuarium sebagai pajangan.

"Di area ini (Sungai Muara Belido) dulu banyak ditemukan Ikan Tengkleso, bahkan dimakan oleh masyarakat. Tapi sekarang sudah hampir langka dan hanya ditemukan di akuarium. Kita harapkan nanti ini bisa dipelajari lagi untuk kembali dikembangbiakan," ujarnya.

Untuk itu pula, sebagai upaya mendukung rencana tersebut, pihaknya memerintahkan dinas terkait seperti Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Sumsel untuk mengirimkan eksavator sehingga bisa segera melakukan pembersihan dikolam yang sudah ditutupi rawa.

Selain itu juga agar Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang untuk memperbaiki akses jalan ke lokasi.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumsel, Ekowati Retnaningsih mengatakan, pada 2017 lalu aset tempat pengembangbiakan ikan dan udang air tawar ini diserahterimakan. Namun memang sejak saat itu, belum pernah dikunjungi.

"Sesuai dengan intruksi Gubernur Sumsel, kita akan wujudkan tempat ini sebagai pusat transfer teknologi pembudidayaan ikan air sungai. Aset disini ada 14,6 hektar. Ada 40 kolam dimana sebagian sudah dibeton dan sebagian lagi masih tanah," kata dia.

Ada banyak sarana dan prasarana di lokasi tersebut mulai dari rumah pelatihan petani, rumah riset, hingga gedung pembibitan. "Namun kondisinya memprihatinkan. Bahkan rumah riset juga kondisinya sudah tidak layak lagi.

Namun saat kunjungan Southeast Asian Fisheries Development Centre (SEAFDEC) dan Menteri Kelautan dan Perikanan beberapa waktu lalu, pihaknya segera menyusun roadmap terkait pengembangan ini, ujar dia.