New York (ANTARA) - Minyak berjangka menyerahkan kenaikan awal menjadi bervariasi tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), ketika OPEC dan mitranya Rusia memberikan sinyal beragam tentang kemungkinan penurunan produksi lebih lanjut untuk mengurangi dampak melemahnya permintaan global akibat wabah virus corona.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman April turun 35 sen menjadi ditutup pada 54,93 dolar per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 20 sen menjadi menetap di 50,95 dolar AS per barel.
Kedua kontrak naik lebih dari satu dolar AS per barel di awal, kemudian memangkas keuntungan karena para pedagang menunggu untuk melihat apakah Rusia siap dengan kemungkinan pengurangan produksi lebih lanjut bersama dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu.
"Rusia menghujani berita ini," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago. "Pemotongan produksi mungkin diperlukan untuk keluar dari penghancuran permintaan jangka pendek."
Karena wabah virus corona telah melemahkan permintaan energi, panel teknis OPEC+ telah merekomendasikan pengurangan produksi minyak sementara sebesar 600.000 barel per hari (bph), kata dua sumber. Panel mengusulkan agar pemotongan segera dimulai dan berlanjut sampai Juni jika semua anggota menyetujuinya, kata sebuah sumber.
Komite Teknis Bersama (JTC) menasihati kelompok OPEC+ tetapi tidak membuat keputusan.
Wabah virus corona telah mengakibatkan karantina dan memutuskan ribuan penerbangan ke China. Korban tewasnya telah meningkat menjadi lebih dari 550 di China, ekonomi terbesar kedua di dunia dan pusat penyebaran.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa penyakit itu telah memuncak di China, tetapi mencatat bahwa pada Rabu (5/2/2020) adalah hari pertama jumlah kasus baru di China telah menurun.
Harapan wabah ini mungkin telah bisa dikendalikan menyuntikkan optimisme ke pasar minyak yang telah jatuh lebih dari 15 persen tahun ini.
Selama dua hari terakhir, pasar keuangan telah didukung oleh laporan yang belum dikonfirmasi tentang kemungkinan kemajuan dalam memproduksi obat untuk melawan virus corona.
WHO telah mengesampingkan laporan obat terobosan tersebut.
Di China, penjualan jangka pendek minyak mentah dan gas alam cair hampir terhenti minggu ini karena virus corona memperlambat aktivitas ekonomi dan memangkas permintaan.
Berita Terkait
Kemenperin: Utang "rafaksi" minyak goreng akan dibayar
Senin, 25 Maret 2024 14:15 Wib
Polda Sumsel tutup 19 lokasi penyulingan ilegal di Muba
Kamis, 21 Maret 2024 18:54 Wib
HET Minyak Goreng ditahan selama Ramadhan
Rabu, 13 Maret 2024 16:53 Wib
Muba mulai bangun pabrik minyak goreng
Rabu, 28 Februari 2024 21:25 Wib
5kg beras dan seliter minyak dijual Rp67.000, tersebar di 13 kecamatan Palembang
Jumat, 23 Februari 2024 18:24 Wib
Jago merah hanguskan pengolahan minyak sawit
Jumat, 16 Februari 2024 1:06 Wib
Polda Sumsel tangani dan tertibkan 296 penyulingan minyak ilegal di Muba
Minggu, 4 Februari 2024 10:14 Wib
Polda Sumsel kaji penanganan tambang minyak liar di Kabupaten Muba
Rabu, 31 Januari 2024 23:25 Wib