Sumsel tingkatkan kewaspadaan virus corona jelang Cap Go Meh

id Virus,corona,pemprov,bandara

Sumsel tingkatkan  kewaspadaan virus corona jelang Cap Go Meh

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Rabu (29/1). (ANTARA/Dolly Rosana/20)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona sehubungan mendekati momen perayaan Cap Go Meh di Palembang.

Hari besar keagamaan itu biasanya berlangsung dua pekan setelah perayaan Imlek dengan ditandai banyaknya komunitas peziarah dari Malaysia, China, Singapura dan negara-negara Asia lainnya.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Rabu mengatakan instansi terkait harus meningkatkan kewaspadaan terutama untuk pendatang yang berasal dari negara yang sudah tersebar virus corona.

“Alat pendekteksi suhu tubuh sudah dipasang di bandara SMB II sebagai upaya pencegahan. Saya juga sudah perintahkan Kantor Imigrasi untuk memantau terus perkembangan negara-negara yang terjangkit virus,” ucapnya.


Dikatakan, terkait Cap Go Meh,  petugas harus optimal dalam pencegahan agar virus tersebut tidak masuk dari para pendatang.

Petugas diminta untuk bertugas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur seperti yang teramati di Bandara SMB II.

“Ada ruang isolasi dan tim kesehatan yang stand bye di bandara. Jika ada yang dicurigai segera diperiksa,” kata dia.

Sejauh ini Sumsel telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona yang bermula di Wuhan, China ini.


Dalam pekan ini harga karet di tingkat petani merosot 5,0 persen karena lumpuhnya perekonomian China yang merupakan pengimpor getah karet terbesar Indonesia.

Selain itu, sektor bisnis jasa perjalanan tujuan China juga turut terpukul di daerah tersebut karena konsumen membatalkan rencana ke Negeri Tirai Bambu.

Terkait itu, Herman Deru meminta masyarakat yang terdampak untuk bersabar karena pemerintah China membutuhkan waktu untuk mengatasi penyebaran virus corona ini.

Khusus untuk petani karet, Pemprov Sumsel akan berupaya mencari negara alternatif untuk ekspor.

“Bukan Indonesia saja yang terdampak, ada 16 negara lain yang juga bermasalah karena virus ini. Seperti halnya virus lain yang pernah menjangkit dunia (Sars dan Antraks), saya yakin ada cara untuk mengatasinya,” kata dia.