Alasan sutradara Adrian kembali buat film "action"
Jakarta (ANTARA) - Sutradara asal Malaysia, Adrian Teh memaparkan alasannya untuk kembali membuat film berjenis aksi (action film), setelah film aksi pertamanya, "Paskal: The Movie" yang rilis pada 2018.
"Kenapa saya tertarik buat film 'Wira', film action, adalah bagi saya sebagai seorang film maker, saya ingin menyampaikan sebuah cerita melalui pendekatan atau genre yang saya tertarik untuk coba," kata Adrian saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/1).
Adrian sendiri memulai debutnya sebagai sutradara 11 tahun lalu melalui film berjenis komedi romantis. Ia lalu mengeksplorasi minatnya dengan membuat film horor, dan tertarik untuk menyutradarai film aksi.
Baginya, film aksi memiliki dinamika yang berbeda sekaligus menantangnya bagi seorang sutradara untuk menyajikan sebuah cerita dengan penuh laga yang mendebarkan hati para penonton.
"Dinamika membuat film aksi sangat berbeda dari film genre lain seperti komedi romantis dan horor. Saya suka merencanakan (desain produksi) untuk film action, dan itu mendorong saya untuk buat film action pertama saya, 'Paskal: The Movie'," kata Adrian.
Kehadiran film dengan porsi adegan aksi yang besar di Malaysia sendiri ia nilai belum sebesar film laga di Indonesia.
Ia bahkan tak menampik bahwa film-film seperti "The Raid" (2011) hingga "The Night Comes for Us" (2018) menjadi dorongan baginya untuk menyutradarai film aksi pertamanya, "Paskal: The Movie" (2018).
"Saya suka menonton 'The Raid', 'Headshot', 'The Night Comes for Us', dan ketika menonton itu saya bisa membayangkan apa saja yang harus dipersiapkan untuk membuat film action, mulai dari budget hingga pelatihan sebelum syuting," kata Adrian.
Dan untuk film aksi keduanya, "Wira", ia mengaku senang dapat berkolaborasi dengan pemain-pemain film Indonesia seperti Yayan Ruhian dan Ismi Melinda, yang masing-masing berperan sebagai Ifrit dan Vee.
Sutradara berusia 36 tahun itu berharap, film pertamanya yang tayang di Indonesia itu mampu menggaet minat pecinta film laga di Tanah Air.
"Saya tak tahu harus berekspektasi seperti apa karena ini adalah kali pertama film saya ditayangkan di Indonesia. Namun, jika 'Wira' dapat tampil sebagus film-film Malaysia yang pernah tayang di Indonesia, itu akan menjadi kehormatan tersendiri," ujarnya.
"Wira" bercerita tentang Hassan (Hairul Azreen) yang meninggalkan keluarganya sejak ia masih muda untuk menjadi seorang tentara, dan menjauh atas ketidakadilan yang dialami keluarga dan komunitasnya yang ditindas oleh Raja (Dain Said).
Penayangan perdana "Wira" di Indonesia akan dimulai pada 30 Januari di bioskop-bioskop CGV. Selain Indonesia, film ini juga ditayangkan di sejumlah negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja.
"Kenapa saya tertarik buat film 'Wira', film action, adalah bagi saya sebagai seorang film maker, saya ingin menyampaikan sebuah cerita melalui pendekatan atau genre yang saya tertarik untuk coba," kata Adrian saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/1).
Adrian sendiri memulai debutnya sebagai sutradara 11 tahun lalu melalui film berjenis komedi romantis. Ia lalu mengeksplorasi minatnya dengan membuat film horor, dan tertarik untuk menyutradarai film aksi.
Baginya, film aksi memiliki dinamika yang berbeda sekaligus menantangnya bagi seorang sutradara untuk menyajikan sebuah cerita dengan penuh laga yang mendebarkan hati para penonton.
"Dinamika membuat film aksi sangat berbeda dari film genre lain seperti komedi romantis dan horor. Saya suka merencanakan (desain produksi) untuk film action, dan itu mendorong saya untuk buat film action pertama saya, 'Paskal: The Movie'," kata Adrian.
Kehadiran film dengan porsi adegan aksi yang besar di Malaysia sendiri ia nilai belum sebesar film laga di Indonesia.
Ia bahkan tak menampik bahwa film-film seperti "The Raid" (2011) hingga "The Night Comes for Us" (2018) menjadi dorongan baginya untuk menyutradarai film aksi pertamanya, "Paskal: The Movie" (2018).
"Saya suka menonton 'The Raid', 'Headshot', 'The Night Comes for Us', dan ketika menonton itu saya bisa membayangkan apa saja yang harus dipersiapkan untuk membuat film action, mulai dari budget hingga pelatihan sebelum syuting," kata Adrian.
Dan untuk film aksi keduanya, "Wira", ia mengaku senang dapat berkolaborasi dengan pemain-pemain film Indonesia seperti Yayan Ruhian dan Ismi Melinda, yang masing-masing berperan sebagai Ifrit dan Vee.
Sutradara berusia 36 tahun itu berharap, film pertamanya yang tayang di Indonesia itu mampu menggaet minat pecinta film laga di Tanah Air.
"Saya tak tahu harus berekspektasi seperti apa karena ini adalah kali pertama film saya ditayangkan di Indonesia. Namun, jika 'Wira' dapat tampil sebagus film-film Malaysia yang pernah tayang di Indonesia, itu akan menjadi kehormatan tersendiri," ujarnya.
"Wira" bercerita tentang Hassan (Hairul Azreen) yang meninggalkan keluarganya sejak ia masih muda untuk menjadi seorang tentara, dan menjauh atas ketidakadilan yang dialami keluarga dan komunitasnya yang ditindas oleh Raja (Dain Said).
Penayangan perdana "Wira" di Indonesia akan dimulai pada 30 Januari di bioskop-bioskop CGV. Selain Indonesia, film ini juga ditayangkan di sejumlah negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja.