Palembang (ANTARA) -
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, telah menutup tambang liar yang tidak melakukan reklamasi guna melestarikan lingkungan di provinsi itu.
Tambang yang ditutup tersebut karena tidak melaksanakan reklamasi, kata gubernur saat berbicara pada Forestival Sumatera Selatan dengan tema "Mendorong Kebijakan Sektor Lingkungan Hidup yang Berkeadilan dan Lestari diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel di Palembang, Rabu.
Ada 63 tambang yang ditutup akibat perusahaan tersebut tidak melaksanakan reklamasi, ujar dia.
Sebenarnya masih banyak yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumsel dalam melestarikan lingkungan sehingga daerah tersebut menjadi ekonomi hijau.
Pihaknya tidak ingin hutan dirusak karena dengan lingkungan hijau perekonomian akan semakin berkembang.
Memang, lanjut dia, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumsel dalam menjaga kelestarian lingkungan diantaranya dengan menginstruksikan agar dalam pembuatan AMDAL harus benar- benar dilakukan penelitian terlebih dahulu.
Melalui kegiatan tersebut, pihaknya mengharapkan agar menghasilkan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Sumsel dan kabupaten serta kota tentang pengelolaan lingkungan hidup.
"Kita butuhkan rekomendasi dari kegiatan seperti ini. Tetapi, saya inginkan rekomendasi yang benar-benar detail. Misalnya apa yang harus dilakukan disetiap daerah yang tentu memiliki permasalahan tentang lingkungan yang berbeda," tambah dia.
Gubernur juga menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya Forestival Sumsel yang dilaksanakan Walhi bersama mitra Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Perbaikan Tata Kelola (SETAPAK) diantaranya The Asia Foundation, Hutan Kita Institute (HaKI), Pilar Nusantara, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang dan Perkumpulan Lingkar Hijau.
"Satu tahun lebih saya jadi Gubernur. Saya ingat sudah terlibat langsung 4 kali kegiatan WALHl. Jadi hampir setiap triwulan kegiatan Walhi selalu saya hadiri. Ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah Sumsel terkait lingkungan hidup," ujarnya.
Dia mengatakan, diberbagai kesempatan dirinya selalu menyuarakan upaya untuk memperbaiki lingkungan dan menjaganya karena hal itu sudah menjadi tugas kita semua.
Jadi di momen ini pihaknya mengajak untuk menghentikan perusakan lingkungan dan mari jaga bersama dan harus lebih agresif terutama menghentikan laju eksploitasi lingkungan, ujar gubernur.
Pihaknya tidak ingin hutan dirusak karena dengan lingkungan hijau perekonomian akan semakin berkembang.
Sementara Direktur Walhi Sumsel M. Hairul Sobri mengatakan pihaknya bersama mitra SETAPAK lainnya telah melakukan berbagai upaya dalam menjaga lingkungan hidup diantaranya mendorong peningkatan kapasitas dan monitoring terhadap advokasi kasus- kasus lingkungan hidup.
Selain itu melakukan pendampingan hukum kepada masyarakat, kemudian mendorong jaringan nasional dan internasional untuk melakukan upaya monitoring hingga akar rumput untuk advokasi berkelanjutan.
"Walhi Sumsel juga mengapresiasi langkah dilakukan Gubernur Sumsel yang telah melakukan monitoring perizinan perusahaan dan tidak mengeluarkan izin baru terkait HTI dan tidak memperpanjang izin perusahaan yang bermasalah," tambah dia.
Berita Terkait
Harga emas Antam merangkak naik jadi Rp1,321 juta per gram
Selasa, 16 April 2024 9:37 Wib
Bukit Asam manfaatkan bekas tambang jadi pusat persemaian dan wisata
Senin, 1 April 2024 13:25 Wib
Kemendag sebut kenaikan harga tambang dipengaruhi permintaan pasar dunia
Senin, 1 April 2024 11:05 Wib
Jejak teknologi Belanda di tambang Ombilin
Minggu, 17 Maret 2024 11:15 Wib
Puluhan pekerja diselamatkan dari tambang emas ambruk
Kamis, 14 Maret 2024 10:55 Wib
Bukit Asam cetak laba bersih Rp6,1 triliun selama 2023
Jumat, 8 Maret 2024 14:56 Wib
Pergeseran tanah di Bogor sampai tutupi aliran sungai Cihanjawar
Senin, 4 Maret 2024 0:30 Wib
Mahfud sebut tambang ilegal harus ditertibkan
Selasa, 6 Februari 2024 11:00 Wib