Penyintas bencana Lolu-Sigi mulai tinggalkan huntara ACT

id ACT,Huntara

Penyintas bencana Lolu-Sigi  mulai tinggalkan huntara ACT

Kondisi hunian sementara ACT yang mulai ditinggalkan penyintas secara perlahan-lahan, di Desa Lolu Kecamatan Sigi Biromaru, Sabtu (18/1/2020). ANTARA/Muhammad Hajiji

Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Beberapa penyintas bencana di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah yang sebelumnya menempati hunian sementara (huntara) Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), perlahan-lahan mulai tinggalkan huntara tersebut.

Pantauan ANTARA di lokasi huntara ACT, Sabtu, suasana di lokasi huntara terlihat sepi. Beberapa bilik di satu huntara sudah tidak dihuni dan tertutup rapat.

Data Pemerintah Desa Lolu pada masa tanggap darurat terdapat 875 kepala keluarga tinggal di huntara dari total jumlah kepala keluarga Desa Lolu sebanyak 3.097 kepala keluarga. Dari data itu terdapat 140 kepala keluarga menghuni shelter sementara yang dibangun oleh ACT.

"Iya, sebagian huntara sudah kosong atau sudah tidak di huni," ucap Kepala Desa Lolu Kecamatan Sigi Biromaru, Kurniadin Latjedi.


Penyintas mulai meninggalkan huntara, dengan satu alasan yakni mereka telah memiliki hunian tetap yang dibangun dengan skema stimulan dalam masa rehab-rekon pascabencana.

Di Desa Lolu berdasarkan pantauan ANTARA banyak hunian tetap skema stimulan telah berdiri dan sudah ditempati oleh penyintas.

Sementara penyintas yang belum menerima bantuan stimulan rumah rusak berat, sedang dan ringan, masih bertahan di huntara, termasuk di huntara ACT.

Berkaitan dengan itu Kepala ACT Cabang Sulteng Nurmarjani Loulembah mengemukakan nantinya huntara yang sudah kosong total atau sudah dihuni oleh penyintas, maka huntara tersebut akan diserahkan kepada warga melalui pemerintah desa masing-masing.


"Saat ini belum diserahkan, karena masih banyak warga atau penyintas yang menghuni huntara ACT termasuk di Lolu," ucap Nani sapaan akrab Nurmarjani Loulembah.

Di wilayah Kecamatan Sigi Biromaru, ACT membangun huntara di Desa Lolu, Desa Mpanau dan Desa Sidera. Di Kecamatan Tanantovea, Donggala ACT membangun huntara di Desa Wani.

Nani menguraikan beberapa bilik huntara di Desa Mpanau dan Wani saat ini digunakan oleh TNI yang terlibat membangun proses rehab-rekon di Palu, Sigi dan Donggala.

"Sebagian yang kosong dimanfaatkan pasukan TNI atau mereka tempati, selama mereka bertugas membantu percepatan pembangunan pasigala pascagempa," kata Nani.

ACT menjadi salah satu pihak swasta yang berkontribusi besar dalam pemulihan kondisi penyintas, serta pemulihan daerah terdampak bencan gempa, tsunami dan likuefaksi di Padagimo.

 
Kondisi hunian sementara ACT yang mulai ditinggalkan penyintas secara perlahan-lahan, di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Sabtu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)