Walhi Sumsel : Bencana ekologis dampak masifnya eksploitasi SDA

id walhi, ekologis, bencana ekologis, antisipasi bencana ekologis, bencana ekologis dampak masifnya eksploitasi sumber daya,berita sumsel, berita palemba

Walhi Sumsel : Bencana ekologis dampak masifnya eksploitasi SDA

Aktivis Walhi Sumsel. (ANTARA/Yudi Abdullah/20)

Palembang (ANTARA) - Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan menyatakan bencana ekologis yang terkesan tidak pernah berakhir dan terjadi sepanjang tahun di provinsi itu merupakan dampak dari masifnya investasi dan eksploitasi sumberdaya alam (SDA).

"Kami mencatat pada 2019, dari Januari hingga Juni Sumsel dilanda banjir, kemudian pada Juli hingga Oktober terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan gambut serta krisis air, sekarang memasuki musim hujan Januari 2020, sejumlah daerah mulai dilanda banjir dan tanah longsor," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel M Hairul Sobri di Palembang, Jumat.

Melihat data dan fakta tersebut, tidak ada jeda waktu masyarakat menghadapi bencana ekologis itu serta petugas dan instasi terkait melakukan penanggulangan dan penanganan bencana.

Untuk mencegah bencana ekologis tidak semakin parah, pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota harus mengendalikan bahkan bersikap tegas menghentikan investasi dan eksploitasi sumberdaya alam (SDA), katanya.

Pihaknya memprediksi pada musim hujan 2020 ini bencana ekologis seperti banjir dan longsor di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu terjadi lebih parah dari tahun sebelumnya.

"Sepanjang 2019 lalu ada 10.434 rumah, 35 sekolah dan sejumlah fasilitas umum terkena bencana ekologis banjir dan tanah longhsor, pada tahun ini diprediksi bisa lebih banyak lagi," ujarnya.

Menurut dia, bencana ekologis karena akumulasi kerusakan akibat kesalahan pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya alam serta eksploitasi karena kepentingan industri.

Banyaknya korban dan kerugian yang disebabkan bencana ekologis tersebut menunjukkan telah terjadi ketidakseimbangan ekologis, yang kemudian memicu perubahan iklim.

Perubahan iklim menimbulkan bencana ekologis dengan dampak yang sangat luas dirasakan oleh masyarakat, kondisi tersebut menandakan ada sesuatu yang tidak beres dalam pengelolaan SDA di Sumsel, kata Sobri.