DPRD: Pengawasan kualitas proyek di OKU masih lemah

id Pengawasan proyek di OKU lemah

DPRD: Pengawasan kualitas proyek di OKU  masih lemah

Ketua DPRD OKU, Marjito Bachri. ANTARA/ Edo Purmana

Baturaja (ANTARA) - DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan menilai pengawasan pelaksanaan proyek di daerah setempat masih lemah sehingga pengerjaannya di lapangan terkesan asal-asalan.

"Masih sangat lemah dalam pengawasannya sehingga kualitas proyek banyak yang tidak memenuhi standar dan dikerjakan asal-asalan," kata Ketua DPRD OKU, Marjito Bachri di Baturaja, Sabtu.

Menurut dia, sebagian besar pelaksanaan proyek di OKU yang dikerjakan oleh pihak kedua dan ketiga tidak memenuhi standar kualitas sehingga banyak bangunan yang baru selesai dikerjakan sudah rusak, bahkan hancur.

"Pemenang tender hanya mengesub saja dan mengambil fee dari proyek tersebut sehingga pengerjaannya terkesan dikerjakan asal-asalan demi mendapatkan untung lebih," katanya.

Lemahnya sisitem pengawasan dengan tidak adanya metode pekerjaan yang jelas ditambah lagi tidak adanya kwaliti kontrol baik secara teknis di lapangan maupun pengujian mutu dari beton yang dipasangkan menyebabkan kualitas pengerjaan proyek tidak memenuhi standar kualitas.

Mental kontraktor seperti ini, kata dia, masih banyak dan tidak adanya sangsi oleh pihak pemberi pekerjaan atas rendahnya mutu pekerjaan tersebut menjadikan pelaksanaan proyek terkesan asal jadi.

"Dan sangat wajar-wajar saja kalo masyarakat yang mengerti secara teknis marah dan tidak terima. Sebab, masyarakatlah yang menerima kerugian akibat kualitas proyek yang tidak sesuai dengan standar mutu. Kami berharap adanya perbaikan dari semua pihak terkait agar pembangunan bisa dinikmati oleh masyarakat banyak," tegasnya.

Berdasarkan pantaua di lapangan, didapati salah satu pekerjaan proyek cor beton di Jalan Tito Filem tepatnya di RT 01 RW 7 Karang Sari Desa Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur yang belum satu bulan selesai dikerjakan sudah mengalami kerusakan berupa retakan-retakan pada badan jalan.

"Proyek ini belum satu bulan selesai dari dikerjakan, tapi kondisinya sudah mulai retak di beberapa bagian badan jalan. Kami sebagai masyarakat sangat menyayangkan kualitas proyek seperti ini," kata Hendri warga setempat menambahkan.

Ironisnya lagi, lanjut dia, selain banyak yang retak juga terdapat tidak meratanya ketebalan dan tingginya coran pada beberapa bagian kiri kanan jalan aspal sehingga kualitas dan mutu proyek dipertanyakan beberapa para pengguna jalan yang melintas.

"Mungkin waktu proses pengerjaannya tanahnya tidak digali terlebih dahulu, jadi ada yang rendah dan ada yang tinggi. Selain diduga kurangnya komposisi semen, hal ini juga menjadi salah satu penyebab coran banyak yang retak, bahkan ada yang sudah patah tembus sampai kebawah," ujarnya.