Cilacap (ANTARA) - Cuaca ekstrem diprakirakan masih berpotensi terjadi di wilayah pegunungan tengah dan Jawa Tengah bagian selatan, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.
"Berdasarkan rilis BMKG yang dikeluarkan sebelumnya, cuaca ekstrem diprakirakan berpotensi terjadi hingga tanggal 7 Januari 2020 yang disebabkan adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal berupa aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia," katanya di Cilacap, Senin.
Selain itu, kata dia, suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan.
Menurut dia, peningkatan intensitas curah hujan yang disertai dengan petir dan angin kencang itu juga dipicu oleh beberapa faktor lainnya, seperti masih terdapat peluang fenomena gelombang atmosfer ekuator/Madden-Julian Oscillation (MJO) dan seruak dingin yang dapat terjadi sebagai variabilitas iklim pada musim hujan kali ini.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor dan banjir, baik di pegunungan tengah Jateng maupun Jateng bagian selatan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana tersebut," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan, puncak musim hujan di sebagian besar wilayah pegunungan tengah Jateng dan Jateng bagian selatan akan berlangsung pada Februari hingga Maret 2020.
Teguh juga mengimbau masyarakat yang sedang dalam perjalanan untuk mencari tempat berteduh yang aman ketika terjadi hujan disertai petir dan angin kencang guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, telah mengakibatkan terjadinya bencana di sejumlah wilayah pegunungan tengah Jateng maupun Jateng bagian selatan, seperti longsor di Cilacap, Banyumas dan Banjarnegara, serta puluhan pohon tumbang akibat angin kencang di Banyumas.
Selain itu, tingginya intensitas hujan yang terjadi di wilayah Cilacap bagian barat juga mengakibatkan jalur selatan Jateng tertutup material longsoran berupa lumpur di Dusun Ciguling Harjo, Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, dan Dusun Nusadadi, Desa Rejodadi, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap pada Minggu (5/1) sore.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, longsor di ruas jalan nasional tersebut merupakan yang ketiga kalinya sejak datangnya musim hujan 2019-2020.
Berita Terkait
ASN OKI kompak bersedekah dan zakat lewat Baznas, fokus entaskan kemiskinan ekstrem
Selasa, 26 Maret 2024 21:45 Wib
Dokter sebut sunscreen masih efektif lindungi kulit saat cuaca ekstrem
Minggu, 24 Maret 2024 18:12 Wib
Presiden sebut banjir Demak akibat cuaca hingga alih fungsi lahan
Jumat, 22 Maret 2024 13:57 Wib
BMKG sebut sejumlah provinsi berpotensi diguyur hujan sedang-lebat pada Jumat
Jumat, 22 Maret 2024 11:02 Wib
Waspada, cuaca panas terik berpotensi tingkatkan kasus dengue
Kamis, 21 Maret 2024 19:00 Wib
OKU Timur termasuk daerah sukses tekan angka kemiskinan ekstrem
Jumat, 15 Maret 2024 21:25 Wib
Seorang petani di Alor terseret ait bah saat pulang dari sawah
Selasa, 12 Maret 2024 11:56 Wib
Puasa tak berarti berhenti olahraga
Selasa, 12 Maret 2024 10:59 Wib