Dewan Pembina ACT : Masyarakat Indonesia saling bersaudara

id Masyarakat Indonesia,Indonesia bersaudara,ACT,Aksi Cepat Tanggap

Dewan Pembina ACT : Masyarakat Indonesia saling bersaudara

Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT) M Imam Akbari (kanan) dan Direktur Program ACT, Wahyu Novian (kiri) saat ditemui wartawan usai acara pelepasan armada bantuan bersama atasi banjir Jabodetabek di posko pengungsi Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/2020). (ANTARA/ Abdu Faisal)

Jakarta (ANTARA) - Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT) M Imam Akbari mengatakan besarnya bantuan masyarakat Indonesia yang disalurkan lewat ACT adalah bukti masyarakat Indonesia saling bersaudara.

Adapun total anggaran yang saat ini dikeluarkan para donatur ACT untuk membantu para korban banjir ditaksir mencapai Rp 10 milyar.

"Kita merasakan seperti satu tubuh. Kita bersama, bersaudara. Karena yang namanya kemanusiaan itu universal," ujar Imam saat memberi sambutan dalam pelepasan armada bantuan bersama atasi bencana banjir Jabodetabek di Posko pengungsi RPTRA Permata Intan, Bidaracina, Jatinegara Jakarta Timur, Sabtu.

Ia menambahkan memang Indonesia berbeda-beda agama dan sukunya, tapi adanya bencana banjir yang melanda Jabodetabek seperti saat ini adalah salah satu momentum bangsa untuk memperkuat kebersamaan dan persatuannya.

Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk saling memperkuat rasa kasih sayang di antara sesama penduduk di Indonesia agar dengan seizin Allah, segala tantangan yang dihadapi bangsa ini ke depan bisa dilewati termasuk ujian melalui bencana banjir itu bisa segera berlalu.

"Insya Allah, Allah akan memberi ganjaran yang baik kepada bapak-ibu semua. Kesabaran para penyintas, kesabaran para relawan, kesabaran pak Wali Kota Jakarta Timur yang tak kenal lelah dan seterusnya," kata Imam.

Ia berharap ke depan perpecahan di antara anak bangsa bisa tidak terulang lagi, dan semoga bencana banjir dapat menjadi pengingat agar kita selalu membersihkan lokasi-lokasi, rumah-rumah, yang tentu membutuhkan kerja sama yang luar biasa.

"Kita mengenal namanya gotong-royong. Inspirasi gotong royong ini kita kenal turun-temurun lewat nenek moyang bangsa kita. Ini yang terus kita pelihara, kita jaga, sehingga bisa terus kita rasakan manfaatnya," ujar dia pula.

Direktur Program ACT, Wahyu Novian mengatakan upaya merajut kebersamaan dan gotong-royong akan selalu dilakukan ACT di dalam setiap aksinya.




Untuk menghadapi bencana banjir di Jabodetabek ini, ACT telah membuka posko korban bencana banjir di wilayah Jakarta dan tersebar di seluruh titik terdampak banjir Jabodetabek.

ACT juga sudah menurunkan lebih dari 500 relawan, mulai dari tim rescue, kemudian relawan medis, dan logistik seperti dapur umum.

"Kami melepasnya ada di tujuh induk posko daerah yang kami sapa mulai dari Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Bekasi dan Bogor. Jadi totalnya ada tujuh titik," ujar dia.
ACT juga mengirim empat unit armada bantuan bergerak (mobile truck) untuk mengatasi bencana banjir yang melanda Jabodetabek.


Pelepasan dilakukan di RTPRA Permata Intan, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Jakarta Timur M Anwar, Sabtu (4/1).

Armada bantuan yang terdiri dari food truck, ambulans, truk air minum, dan rice truck atau truk beras itu merupakan buah kolaborasi antara masyarakat dan kepala daerah setempat.

Bantuan itu akan terus berjalan sampai batas waktu emergency rescue berakhir atau pada tanggal 7 Januari 2020. Namun, Wahyu tidak menutup kemungkinan diperpanjang hingga situasi benar-benar pulih. "Di beberapa kabupaten sampai tanggal 7 Januari, tetapi pemerintah bilang sampai tanggal 14 Januari 2020. Insya Allah ini adalah bagian ikhtiar dari kami untuk membahagiakan semuanya karena kami ini ada karena bapak ibu semuanya yang peduli dengan saudara-saudaranya," ujar Wahyu.