ACT siapkan 200 ton bantuan natura kebutuhan pangan korban banjir

id Act,banjir jakarta,banjir ibu kota,darurat bencana

ACT siapkan 200 ton  bantuan natura kebutuhan pangan korban banjir

Direktur Program ACT Wahyu Novyan (kanan) saat diwawancarai awak media massa di Jakarta, Kamis (2/1/2020). (FOTO ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Jakarta (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan aksi cepat tanggap (ACT) menyiapkan sebanyak 200 ton bantuan natura kebutuhan pangan yang akan didistribusikan kepada korban banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

"Ini akan menjangkau masyarakat yang terdampak banjir dan kita layani di 14 posko ditambah 42 posko unit yang tersebar di sejumlah titik," kata Direktur Program ACT Wahyu Novyan di Jakarta, Kamis.

Kemudian, ACT juga menyiapkan air bersih yang ditaksir minimal satu juta liter. Namun, apabila persediaan itu kurang maka akan ada penambahan untuk membantu para korban banjir di wilayah Jabodetabek.

Ia mengatakan untuk melancarkan distribusi bantuan logistik itu, ACT memiliki "water truck" berkapasitas 20 ribu liter serta beberapa unit kecil lainnya yang bisa dioperasikan setiap saat secara terus menerus.

Kemudian, lembaga kemanusiaan tersebut juga menyiapkan obat-obatan serta tenaga medis berjumlah 112 orang yang terdiri dari dokter serta perawat untuk disiagakan di posko bantuan tadi.

"Mereka kita siapkan agar bisa membantu masyarakat penyintas yang membutuhkan penanganan medis secara cepat," katanya.

Terkait lokasi yang paling membutuhkan bantuan di antaranya yaitu Ciledug Indah, Tangerang, Bekasi dan lain sebagainya. Daerah tersebut menjadi prioritas karena terdampak banjir cukup parah dari wilayah lainnya.

"Sampai sekarang permintaan evakuasi masih sangat tinggi. Itu komplek perumahan dan penduduk cukup padat ternyata airnya belum surut karena kondisi geografisnya seperti kantong," katanya.

Namun melihat kondisi cuaca yang tidak menentu, bisa saja daerah lain terdampak lebih parah sehingga skala prioritas masih tergantung situasi di lapangan.

"Karena data yang kami peroleh 169 titik terdampak banjir itu memiliki kondisi yang berbeda-beda," demikian Wahyu Novyan.