Jakarta (ANTARA) - Manusia yang tinggal di dekat habitat satwa seperti harimau harus mulai belajar untuk hidup berdampingan guna menghindari konflik manusia dan satwa, menurut Ketua Forum Harimaukita Ahmad Faisal.
"Harimau, misalnya, tadinya punya kawasan yang merupakan hutan semua tapi kemudian kita buka. Satu-satunya yang harus dilakukan masyarakat itu harus mengakui eksistensi mereka (hewan) di situ," kata Faisal ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.
Masyarakat, ujar ketua forum kolaborasi konservasi harimau Sumatera itu, jangan selalu panik dan ingin memindahkan hewan dari habitat asli mereka karena semakin sedikit wilayah jelajah mereka. Karena harimau sebenarnya cenderung menghindari aktivitas besar yang tidak nyaman untuk mereka.
Untuk menghindari konflik dengan harimau, jelas dia masyarakat yang tinggal di dekat dengan area habitat harimau harus melakukan penyesuaian seperti tidak beraktivitas setelah matahari terbenam. Hal itu dikarenakan hewan predator itu mulai aktif setelah senja dan akan mencari mangsa di sekitar wilayah jelajahnya, tegas Faizal.
Selain itu, masyarakat juga harus membiasakan diri untuk berpergian secara kelompok jika berada di dekat area jelajah harimau untuk berburu mencari mangsa.
Permasalahan mangsa juga menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang mengirimkan tim ke Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan setelah terjadi serangan harimau yang menewaskan satu orang.
Peristiwa penyerangan harimau di Muara Enim terjadi sekitar 100 meter dari pemukiman dan berada di luar hutan lindung.
Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno mengatakan dengan semakin banyaknya wilayah terbuka, dibandingkan hutan tertutup yang menjadi habitat harimau Sumatera, maka frekuensi pertemuan manusia dengan hewan yang terancam punah itu akan semakin tinggi.
"Pakannya harimau atau rantai pasokan makanannya itu tidak boleh terganggu. Kalau terganggu, misalnya ada perburuan untuk makanan harimau seperti rusa, kancil dan babi hutan, akan tidak seimbang antara populasi harimau di situ dan makanannya," jelas Wiratno.
KLHK saat ini berencana memperbanyak pasokan pangan untuk harimau dengan membiakkan rusa yang akan dilepas di hutan tempat wilayah jelajah hewan harimau Sumatera agar tidak masuk ke dekat wilayah tinggal warga.
Berita Terkait
Pak Bas targetkan Tol Palembang-Betung rampung 2025
Jumat, 19 April 2024 9:02 Wib
Wisatawan serbu bianglala terbesar di Sumatera
Selasa, 16 April 2024 0:19 Wib
Polisi tunda perjalanan truk tiga sumbu lintasi Palembang-Betung saat arus balik
Senin, 15 April 2024 16:43 Wib
Antisipasi macet arus balik, polisi kawal tanjakan jalur Palembang-Betung
Minggu, 14 April 2024 16:32 Wib
H+4 Lebaran, lalu lintas di Tol Trans Sumatera meningkat 101 persen
Minggu, 14 April 2024 12:12 Wib
Polisi Muba tertibkan pedagang tepi jalan antisipasi macet arus balik
Sabtu, 13 April 2024 16:33 Wib
H+4 Lebaran, lalin Tol Trans Sumatera naik 113 persen dibanding normal
Sabtu, 13 April 2024 13:43 Wib
Puncak balik di Bakauheni 13-14 April
Sabtu, 13 April 2024 8:03 Wib