Musi Banyuasin optimistis tekan angka kemiskinan hingga satu digit

id Musi Banyuasin,Komoditas

Musi Banyuasin optimistis  tekan angka kemiskinan hingga satu digit

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex memberikan paparan pada acara Refleksi 2019 di Sekayu, Senin (30/12). (ANTARA/HO/2019)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, optimistis dapat menekan angka kemiskinan hingga satu digit pada periode 2020 hingga 2023.

Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex di Sekayu, Senin, mengatakan optimistis itu dilatari capaian dalam setahun terakhir yakni angka kemiskinan sebenar 16,52 persen pada Maret 2018 menjadi 13,3 persen pada akhir 2019.

"Ini suatu capaian yang tidak mudah, apalagi ditengah pelemahan harga karet dan sawit yang menjadi penopang 80 persen ekonomi masyarakat kami," tambah Dodi saat acara Refleksi Akhir Tahun 2019.

Oleh karena itu, ujar Dodi pihaknya sudah berupaya meningkatkan pendapatan petani karet dan sawit dengan mengembangkan sejumlah program hilirisasi untuk kedua komoditas andalan kabupaten itu.

Di sektor karet, Pemkab Muba sudah menerapkan pembangunan jalan menggunakan aspal karet yang bahan bakunya berasal dari hasil panen petani daerah itu. Implementasi aspal karet di ruas jalan Muba tercatat sepanjang 9,5 kilometer. Pemkab sendiri bakal memperbanyak pemakaian aspal karet untuk mengejar target 100 persen jalan mantap.

"Saat ini harga di tingkat petani sekitar Rp5.000 sampai Rp6.000/kg, harga paling bagus Rp9.000 hingga Rp10.000/kg yang bisa dijual untuk bahan baku aspal karet," kata dia.

Menurut Dodi, produksi karet Muba cukup berlimpah di mana bisa mencapai 106.708 ton per tahun.

Sementara itu, dibidang perkebunan sawit, pihaknya sudah melakukan peremajaan sawit yang dicanangkan oleh pemerintah pusat di daerah itu sejak 2017.

"Tahun depan kebun yang diremajakan sudah siap panen, mudah-mudahan Presiden RI datang lagi ke Muba saat panen sawit rakyat nanti," tambahnya.

Ia menjelaskan nantinya tandan buah segar (TBS) sawit petani itu tidak hanya diolah menjadi crude palm oil (CPO) tetapi juga industrial palm oil (IPO) yang produk akhirnya adalah bahan bakar nabati (BBN).

Dodi mengemukakan salah satu indikator kemiskinan lainnya adalah kondisi rumah tidak layak huni. Saat ini masih terdapat 892 unit rumah tidak layak huni di Muba.

"Kami gunakan segala upaya agar rumah yang tidak layak huni ini diselesaikan sehingga layak. Sumber dananya berasal dari APBD, Baznas dan dana desa," sebut dia.

Sementara itu Ketua Tim Penanggulangan Angka Kemiskinan Muba, Beni Hernedi, menambahkan pihaknya telah berupaya menekan angka kemiskinan dimana bisa turun minimal hingga di atas 1,52 persen setiap tahunnya.

"Daerah lain mungkin penurunannya di bawah 1 persen per tahun, tetapi kami bisa diatas itu karena betul-betul concern terhadap pengentasan kemiskinan," lanjut Wakil Bupati Muba tersebut.