Palembang (ANTARA) - Sejumlah pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) produk kain lokal asal Sumatera Selatan tertarik memasarkan produknya secara online.
Anggi Fitrilia Putri Pratama, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kain ‘ecoprint’ di Palembang, Rabu,mengatakan, dirinya sejak lama ingin bergabung marketplace ternama seperti blibli.com, bukalapak.com, tokopedia.com, namun tidak memiliki akses.
“Saya sebenarnya sudah lama ini berjualan di marketplace besar, tapi belum tahu caranya bagaimana. Saya berharap mereka yang menghubungi karena sebenarnya produk saya sudah banyak dipasarkan melalui media sosial,” kata Anggi.
Pemilik gerai Galeri Wong Kito ini, sejak dua tahun terakhir memang sudah berjualan secara online namun hanya melalui media sosial, instagram, dan facebook.
Menurutnya, produk kain ecoprint-nya sudah layak dipasarkan di situs e-commerce karena sudah bisa menembus pasar Amerika Serikat. Melalui jaringan pertemanan, sejak beberapa bulan terakhir Anggi sudah mengirim barang ke negeri Paman Sam, yakni produk berupa selendang dengan harga Rp250.000 per lembar.
Sekilas mengenal produk kain ecoprint, produk kreatif ini dibuat menggunakan pewarna alami dari getah gambir, getah jengkol, kapur, tujung, soda, tawas, tini, dan secang.
Hasil yang didapat sangat digemari pasar luar negeri karena merupakan handmade. Apalagi motif yang digunakan menggunakan daun-daun dari tanaman khas Indonesia seperti daun pakis, daun jarak, daun ketapang, dan daun jarak.
Saat ini omset Anggi mencapai Rp20 juta per bulan dengan dibantu lima orang tenaga kerja.
“Saat ini saya juga buka gerai di rumah produksi, saya harap bisa masuk marketplace agar bisa memperluas area pemasaran,” kata dia.
Berbeda dengan Anggi, Dhanindyah Weellyani, pelaku UMKM produk kain lokal malahan sudah beberapa tahun terhubung dengan marketplace untuk pemasaran produknya.
Ibu rumah tangga yang berdomisili di Jakarta ini, menjual tas kulit dengan dipadukan bahan kain jumputan Palembang.
Awalnya tas-tas produksinya itu dipasarkan melalui media sosial hingga jaringan keluarga dan teman dengan brand-nya “DhanQ Signature”.
Seiring guliran waktu, brand DhannQ Signature mulai dikenal akhirnya dilirik oleh salah satu marketplace ternama di Indonesia untuk diminta bergabung dalam salah satu gerai online.
Sejak itu, Dhanin merasa ada kenaikan omset. Jika sebelumnya pendapatan hanya kisaran belasan juta, kini Dhanin bisa menerima hasil penjualan hingga melewati angka Rp20 juta per bulan.
“Peningkatan pendapatan itu tak lain karena sebaran konsumen juga bertambah,” kata dia.
Berita Terkait
Kementerian Kesehatan Malaysia selidiki potongan kain lap di martabak
Kamis, 28 Maret 2024 14:58 Wib
Kain Gebeng beraksesori perak warnai perayaan HUT-20 Ogan Ilir
Rabu, 10 Januari 2024 6:19 Wib
Komunitas Informasi Masyarakat Muba pamerkan kain gambo di Surabaya
Sabtu, 28 Oktober 2023 5:01 Wib
Tips menjaga dan merawat kain tradisional dengan pewarna alami
Senin, 23 Oktober 2023 16:39 Wib
Pemkab OKU Timur kenalkan kain angkinan ke tingkat nasional
Kamis, 14 September 2023 20:38 Wib
Mewarisi semangat juang Cintawari lewat kain sasirangan
Kamis, 24 Agustus 2023 15:33 Wib
Pemkab OKU dukung pengembangan kerajinan kain songket
Rabu, 9 Agustus 2023 15:42 Wib
Wamendag kunjungi griya kain tuan kentang Palembang
Selasa, 18 Juli 2023 19:09 Wib