Ekspor kelapa Sumatera Selatan tetap terjaga

id kelapa,ekspor,bps

Ekspor kelapa  Sumatera Selatan tetap terjaga

Pekerja memisahkan biji kelapa dari sabutnya di salah satu pengepul kelapa untuk kebutuhan ekspor di Desa Pewunu, Dolo, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (19/10). (ANTARAFOTO/Basri Marzuki/Spt/17)

Palembang (ANTARA) - Ekspor kelapa Sumatera Selatan tetap terjaga sepanjang tahun ini meski ada penolakan dari Thailand pada November 2019.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Senin, mengatakan ekspor kelapa Sumsel tercatat meningkat pada November 2019 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kalau kita lihat untuk ekspor kelapa ternyata tidak berpengaruh, karena ekspornya masih naik di bulan November ini kita lihat trennya pun juga naik,” kata dia.

Ia memerinci ekspor kelapa Sumsel pada bulan November 2019 sebesar 3,23 persen, mengalami kenaikan 0,72 juta dolar AS dibandingkan ekspor pada bulan Oktober 2019 yang tercatat sebesar 2,51 persen.

“Kalau kemarin ke Thailand (ekspor) ada sedikit masalah tentu menjadi PR bagi OPD terkait untuk memperbaiki. Kalau mempengaruhi ya pasti akan turun drastis kan dan ini tidak,” kata dia.

Selain kelapa perkembangan ekspor komoditi Sumsel lainnya yang cukup menggembirakan, kata Endang, adalah ekspor minyak kelapa sawit dan fraksinya.

Jika bulan Oktober ekspor minyak kelapa sawit sebesar 3,69 persen di bulan November ekspor mengalami kenaikan menjadi 13,61 persen atau senilai 9,93 juta dolar AS.

Sementara itu secara keseluruhan nilai ekspor Provinsi Sumsel bulan November 2019 sebesar 326,30 juta dolar AS yang terdiri dari ekspor migas sebesar 24,48 juta dolar AS dan 301, 82 juta dolar AS merupakan hasil ekspor komoditi nonmigas.

"Ya ekspor kita pada November turun sebesar 8,12 persen dibandingkan ekspor Oktober. Penurunan ekspor ini pemicu utamanya adalah perekonomian global,” kata dia.

Adapun lima komoditas ekspor dari Provinsi Sumsel yang terbesar pada bulan November 2019 adalah bubur kayu/pulp senilai 97,02 juta dolar AS, karet senilai 83,86 juta dolar AS, batubara senilai 74,04 juta dolar AS, hasil minyak senilai 24,48 juta dolar AS serta kelapa sawit dan fraksinya senilai 13,61 juta dolar AS.

Untuk nilai impor Sumsel pada bulan November 2019 jelas Endang mengalami penurunan sebesar 33,53 juta dolar AS atau turun sebesar 19,88 persen jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2019 yang sebesar 41,84 juta dolar AS.

Sebagian besar Impor ini berasal dari negara Tiongkok sebesar 12,82 Juta dolar, Malaysia sebesar 4,59 juta dolar AS dan Swedia sebesar 2,02 juta dolar AS.

" Total perdagangan luar negeri Sumsel bulan November ini surplus kita sebesar 292,77 juta dolar AS. Tugas BPS kan hanya "memotret" tidak bisa memberikan rekomendasi tapi untuk referensi,” kata dia.