Pengamat : Tingkatkan sosialisasi etika berlalu lintas di jalan tol

id jalan tol,etika berlalu lintas,pengamat transportasi

Pengamat : Tingkatkan sosialisasi etika berlalu lintas di jalan tol

Ilustrasi: Foto suasana jalan tol Pejagan-Pemalang di Desa Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (22/12/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj.

Jakarta (ANTARA) - Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno menyatakan bahwa berbagai pihak terkait perlu untuk meningkatkan sosialisasi etika berlalu lintas bagi pengguna jalan tol, terlebih dengan banyaknya ruas tol baru yang telah diresmikan.

"Masyarakat harus diedukasi tentang tata cara dan etika berlalu lintas di jalan tol. Jalan tol memiliki karakter sangat beda dengan jalan non-tol," kata Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut Djoko, sosialisasi terhadap etika berjalan tol masih kurang dilakukan selama ini, sehingga baik regulator maupun operator harus secara bersama-sama untuk terus menerus melakukan edukasi kepada anggota masyarakat.

Ia mengingatkan bahwa insiden seperti kecelakaan lalu lintas berupa pecah ban, tabrak belakang truk barang di jalan tol belum bisa dihindari, demikian pula sopir yang mengantuk sering menjadi penyebab kecelakaan di tol.

"Faktor kondisi jalan yang nyaman cenderung berkendaraan dengan kecepatan tinggi. Jalan tol bukan sirkuit balapan kendaraan bermotor. Batas kecepatan hendaknya dapat diterapkan di seluruh ruas jalan tol. Jika merasa lelah, sebaiknya tidak meneruskan perjalanan dan beristirahatlah," ucap Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia itu.

Selain itu, ujar dia, daerah rawan longsor di musim hujan ini sudah mulai bermunculan sehingga perlu diwaspadai, karena dinilai masih ada beberapa ruas yang berpotensi terjadinya longsoran.

Djoko memaparkan publik lebih banyak memilih bepergian di akhir tahun ini memanfaatkan jalan tol yang sudah terhubung, karena jika lancar, dapat memangkas waktu perjalanan hingga 50 persen dari sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, pada periode Mudik Natal dan Tahun Baru 2020 ada tambahan kapasitas jaringan jalan tol, yakni Tol Layang Jakarta-Cikampek 38 kilometer, Tol Terbangi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung 185 kilometer dan sebagian ruas Tol Balikpapan-Samarinda 64 kilometer.

Terdapat pula fungsional sebagian ruas Tol Manado - Bitung dan fungsional ruas Kayu Agung - Palembang. Sedangkan ruas Tol Layang Jakarta - Cikampek, Tol Balikpapan - Samarinda dan Tol Terbanggi Besar - Kayu Agung belum dikenakan tarif.

"Dengan terhubungnya Tol Trans Jawa dan sebagian Tol Trans Sumatera untuk ruas Bakauheni - Bandar Lampung - Palembang pasti akan memantik penambahan perjalanan kendaraan pribadi. Tambahan lagi kondisi layanan angkutan penyeberangan Merak-Bakauheni yang semakin bagus, baik ketersediaan layanan terminal penyeberangan dan kapal penyeberangan yang semakin bagus menjadi daya tarik tersendiri bagi pemudik." papar Djoko.