Permintaan ikan salai Palembang akhir tahun meningkat

id Ikan salai, ikan asap, salai, permintaan ikan salai meningkat

Permintaan ikan salai Palembang akhir tahun  meningkat

Ikan salai kuliner khas Sumatera Selatan (Foto:antarasumsel.com/Evan)

Palembang (ANTARA) - Permintaan ikan asap atau yang dikenal dengan ikan salai di Kota Palembang, Sumatera Selatan, akhir-akhir ini meningkat karena banyak masyarakat yang melakukan perjalanan liburan menjelang akhir tahun 2019 membeli ikan tersebut sebagai buah tangan.

"Permintaan ikan asap mengalami peningkatan seiring makin digemarinya ikan tersebut oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan daerah," kata Martin, pedagang ikan salai di kawasan jalan akses Musi II Palembang-tol trans Sumatera, Lampung, Minggu.

Menurut dia, dalam beberapa tahun ini usaha ikan salai mengalami perkembangan cukup pesat dan menjadi sasaran masyarakat yang melakukan perjalanan melalui jalur lintas timur Sumatera menggunakan kendaraan pribadi membeli ikan salai sebagai buah tangan.

Sebelum itu, hanya dirinya dan beberapa orang tetangga yang menjadi perajin ikan salai. Kini muncul puluhan perajin baru dari kawasan ini dan beberapa tempat lainnya.

"Perajin ikan salai sekarang ini jumlahnya terus bertambah karena ikan salai tidak hanya diminati masyarakat Kota Palembang dan Sumsel lainnya, tetapi masyarakat dari provinsi lain yang biasa melalui jalan lintas timur Sumatera itu.

Dia mengatakan dengan tingginya peminat ikan salai, mendorong masyarakat ramai-ramai untuk menekuni usaha pembuatan ikan yang diawetkan dengan proses pengasapan itu.

Dia menjelaskan, ikan yang dijadikan bahan baku untuk diproses menjadi ikan salai dan sangat diminati masyarakat yakni ikan gabus, patin, dan ikan lais.

Ikan yang telah diproses menjadi ikan salai itu dijual dengan harga bervariasi tergantung jenisnya seperti ikan patin Rp70.000 per kilogram, ikan lele Rp80.000/kg, dan ikan salai gabus Rp270.000/kg,

Melihat tingginya minat masyarakat terhadap produk yang dihasilkan dengan cara tradisional itu, pihaknya berupaya mengembangkannya dengan cara membuat kios yang lebih baik, namun upaya tersebut belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat karena terbentur dana.

"Saya berniat untuk mengembangkan usaha tersebut dengan cara proses produksi yang lebih baik dan tempat berdagang yang nyaman, tidak di emperan atau di kios seadanya di pinggir jalan lintas poros jembatan Musi II ini," ujar Martin.