Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty menginginkan kalangan pengusaha nasional yang mengekspor produk mereka agar benar-benar memperhatikan cara pengemasan serta menjaga mutu produk mereka agar dapat benar-benar masuk ke negara sasaran ekspor yang dituju.
"Packaging (model pengemasan) sangat berpengaruh kepada nilai jual dan daya saing pasar barang-barang Indonesia dengan barang dari negara lain," kata Evita Nursanty dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut politisi PDIP itu, peran lembaga Badan Standardisasi Nasional (BSN) juga sangat esensial dalam menekankan terhadap kebijakan pengemasan produk yang baik dari eksportir Indonesia.
Ia berpendapat bahwa produk Nusantara kerap kalah dari sejumlah negara karena masalah pengemasan serta juga terkait mutu produk sehingga standardisasi juga merupakan hal penting.
Untuk itu, ujar dia, penting pula agar ada kerja sama yang dilakukan, baik oleh BSN atau lembaga lainnya, terkait dengan masalah mutu sehingga produk Indonesia tidak dipermasalahkan di luar negeri karena kualitas mutunya.
"Ngapain kalau misalnya kita (buat perjanjian dagang) dengan Australia tidak ada resiprokal mutu. Kita terima mutunya dia, dia enggak terima mutu kita," katanya.
Evita mengingatkan bahwa selama ini ekspor produk Indonesia kepada dunia internasional sering terganjal aturan berkenaan mutu di masing-masing negara yang dituju.
Oleh karena itu diharapkan agar ada penguatan sinergi yang lebih baik di antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan BSN untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Terkait dengan perdagangan internasional, sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani memaparkan Indonesia memiliki dua peluang dalam memanfaatkan adanya situasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tak kunjung selesai.
“Warning besar ini. Harusnya kita bisa mengambil keuntungan at least dengan dua aspek,” katanya dalam acara Seminar Nasional Dinamika dan Tantangan Indonesia dalam Perekonomian Global di Widya Graha, LIPI, Jakarta, Kamis (12/12).
Peluang pertama adalah mengambil pasar produk China yang diekspor ke AS sebab berbagai barang tersebut saat ini sedang dikenakan tarif yang cukup tinggi sehingga Indonesia memiliki kesempatan untuk menggantikannya.
Sedangkan peluang kedua adalah Indonesia bisa mengambil para pelaku usaha di China yang memutuskan untuk merelokasi bisnisnya ke negara lain seperti yang terjadi beberapa saat lalu yaitu 33 perusahaan pindah ke Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Kamboja.
Berita Terkait
BPJS Kesehatan Palembang maksimalkan transformasi mutu layanan
Jumat, 8 Maret 2024 22:42 Wib
Pemkab OKU Timur luncurkan Program Cemerlang pacu mutu pendidikan
Rabu, 27 Desember 2023 14:02 Wib
Kemenkes: Program pengampuan RS untuk meningkatkan mutu pelayanan
Senin, 11 September 2023 12:32 Wib
Kemendikbud: Sukseskan Asesmen Nasional tingkatkan mutu pendidikan
Sabtu, 12 Agustus 2023 10:38 Wib
35 PTKIS Sumbagsel berkomitmen wujudkan sistem penjamin mutu
Senin, 17 Juli 2023 12:58 Wib
BPJS Kesehatan Palembang tingkatkan mutu pelayanan dan tambah faskes
Sabtu, 4 Maret 2023 20:59 Wib
Kendaraan melebihi baku mutu emisi kena tambahan pajak
Selasa, 8 November 2022 15:01 Wib
Kabupaten OKI terapkan tanda tangan elektronik tingkatkan mutu pelayanan
Kamis, 3 November 2022 20:09 Wib