Sekda OKU minta OPD inventarisasi pemasok kebutuhan pokok

id OPD diminta inventarisasi suplier kebutuhan pokok

Sekda OKU minta  OPD inventarisasi pemasok kebutuhan pokok

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Ahmad Tarmizi. (Antara News Sumsel/Edo Purmana)

Baturaja (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, Ahmad Tarmizi meminta agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan inventarisasi pemasok kebutuhan pokok guna mendeteksi inflasi pangan agar terkendali dengan baik.

"Dalam mengendalikan inflasi sebaiknya harus ada strategi yang baik, terlebih dalam suasana ekonomi yang lesu sekarang ini sehingga perlu dilakukan inventarisasi pemasok atau suplier agar kebutuhan pokok dapat terkendali dengan baik," kata Ahmad Tarmizi sekaligus Ketua Harian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) di Baturaja, Sabtu.

Menurut dia, sejauh ini inflasi di wilayah setempat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama kebutuhan pokok yang masih banyak dipasok dari luar daerah Kabupaten OKU.

Hal tersebut, kata dia, berdampak pada tidak stabilnya harga jual kebutuhan pokok ditingkat pedagang karena modal dari agen pemasok dari luar daerah lebih besar akibat biaya pengiriman barang mahal.

"Kebutuhan pokok tentu mengalami kenaikan harga jika barang masih didatangkan dari luar Kabupaten OKU karena pasti menambah ongkos pengirimannya," katanya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, inflasi atau sebuah indikator perekonomian di suatu daerah harus berjalan dengan baik agar dapat mengendalikan harga kebutuhan pokok di wilayah itu.

"Jika inflasi tidak dapat dikendalikan, maka pertumbuhan ekonomi di suatu daerah akan terhambat," tegasnya.

Sementara itu, pihak Bank Indonesia perwakilan Provinsi Sumatera Selatan, Indra saat rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten OKU di Baturaja, Kamis (12/12) mengatakan bahwa realisasi inflasi Sumsel pada November 2019 adalah sebesar 2,59 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yaitu 3,00 persen (yoy).

Menurut Indra, lima komoditas utama penyumbang inflasi dan deflasi di Provinsi Sumsel dibulan November 2019 ini adalah cabai merah, daging Ayam Ras, angkutan udara, bumbu masak jadi, cabai rawit, bawang merah, rokok, perhiasan emas, sepeda motor dan Ikan Patin (inflasi).

"Pertumbuhan inflasi Provinsi Sumsel ini diperkirakan berada pada rentang target ditahun 2019 yaitu 3,5  plus-minus 1 persen (yoy) didorong oleh beberapa faktor yaitu perlambatan ekonomi dunia, perlambatan indeks pangan dunia dan cuaca yang diperkirakan normal," ujarnya.