Palembang (ANTARA) - BMKG Stasiun Klimatologi Palembang mengedukasi para pewarta media lokal dan nasional lewat Sosialisasi Agroklimat untuk meningkatkan akurasi narasi pemberitaan terkait iklim serta cuaca agar tidak terjadi mispersepsi informasi.
Kepala Balai Besar MKG Wilayah II, Hendro Nugroho, Selasa, mengatakan peran media sebagai jembatan yang menyampaikan informasi cuaca dan iklim kepada masyarakat sangatlah penting, terutama di wilayah rentan bencana serta kantong-kantong pangan.
"Media atau pewarta perlu menerjemahkan bahasa BMKG yang sangat teknis menjadi informasi dengan padanan narasi yang akurat ke masyarakat, sehingga tidak ada mispersepsi apalagi berujung hoaks seperti yang terjadi kebanyakan saat ini," ujar Hendro saat Sosialisasi Agroklimat di Palembang.
Menurut dia informasi iklim dan cuaca telah menjadi kebutuhan masyarakat di era teknologi komunikasi, namun inti informasi masih terkendala dengan pemahaman masyarakat dalam mengartikan istilah, skema, dan peringatan dini.
Misalnya isitlah El Nino dan La Nina yang kerap diartikan sebagai kondisi yang sangat buruk, kata dia, atau perubahan musim yang terlambat alias tidak pada periodenya.
Akibatnya masyarakat cenderung panik atau khawatir terhadap informasi yang bersifat prediksi bencana, maka keakurasian narasi pemberitaan dari media massa diharapkan tetap membuat tenang masyarakat dan bukan semakin menakut-nakuti.
"Misalnya saja Sumsel yang punya kecenderungan bencana asap, banjir dan longsor, setiap hari masyarakat pasti memperbarui berita-berita terkait asap karena ada hubungannya dengan kegiatan mereka," tambahnya.
Selain sektor kebencanaan, informasi iklim dan cuaca juga erat kaitannya dengan ketahanan pangan yang memposisikan media sebagai bagian dari pentahelix pembangunan.
"Belum kuatnya prioritas politik para kepala daerah terhadap perubahan iklim yang mempengaruhi ketahanan pangan dapat dimaksimalkan oleh media massa dengan fungsinya sebagai pengingat," kata Hendro.
Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang, Nuga Putrantijo, mengatakan sosialisasi agroklimat sejatinya diperuntukkan bagi kalangan petani yang sangat bergantung dengan iklim dan cuaca, serta belum pernah diperuntukkan bagi pewarta.
"Tetapi belakangan berita-berita yang ditulis oleh media massa juga mempengaruhi pemahaman masyarakat terkait bencana ataupun para petani terkait iklim, sehingga bagi BMKG penting sekali membagikan ihwal klimatologi serta meteorologi kepada wartawan," ujar Nuga.
Ia berharap pemahaman pewarta terkait klimatologi dan meteorologi mendorong terciptanya informasi yang akurat, menenangkan, antisipatif dan tidak mispersepsi apalagi berujung hoaks.
"Jadi iklimnya dikenali, informasi dicermati dan masyarakatnya terlindungi," demikian Nuga.
Berita Terkait
Kloter pertama haji Embarkasi Palembang berangkat 12 Mei 2024
Jumat, 19 April 2024 23:05 Wib
Pj Gubernur Sumsel ingatkan orang tua untuk didik anak secara optimal
Jumat, 19 April 2024 22:55 Wib
Balai Karantina Sumsel tinjau desa penghasil vanili berkualitas ekspor
Jumat, 19 April 2024 22:20 Wib
Kejati Sumsel lakukan proses tahap ll kasus korupsi asrama mahasiswa
Jumat, 19 April 2024 22:10 Wib
Selama Operasi Ketupat Musi 2024 angka kematian akibat kecelakaan turun 65 persen
Jumat, 19 April 2024 21:50 Wib
BPBD kirim bantuan air bersih untuk korban banjir bandang Muratara
Jumat, 19 April 2024 21:36 Wib
Kapolres sebut arus balik Lebaran di OKU Sumsel lancar
Jumat, 19 April 2024 17:54 Wib
Fernando Alonso isyaratkan pensiun setelah akhiri kontrak dengan Aston Martin
Jumat, 19 April 2024 16:47 Wib