OKU cetak 1.000 hektare sawah baru

id Kabupaten OKU cetak ribuan hektare sawah baru

OKU cetak 1.000 hektare sawah baru

Bupati OKU, Kuryana Azis ddiampingi Kepala Dinas Pertanian setempat, Joni Saihu saat gelar kegiatan Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya, Kamis (5/12) lalu. (Antara News Sumsel/Edo Purmana)

Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan selama 10 tahun terakhir mencetak lebih dari 1.000 hektare sawah baru tersebar di beberapa kecamatan yang telah ditanami tanaman padi oleh petani di wilayah itu.

"Sawah baru ini antara lain terletak di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya (KPR) dan Peninjauan dengan luas mencapai 300 hektare," kata Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), Kuryana Azis di Baturaja, Sabtu.

Menurut dia, hampir setiap tahun areal persawahan di dua kecamatan tersebut terus dibangun fasilitas pendukung oleh pemerintah daerah setempat seperti membuat saluran irigasi yang dilengkapi pintu air untuk mengatur kebutuhan perairan di area persawahan.

"Pembangunan yang dilakukan tersebut menunjukan bahwa pemerintah sangat ingin masyarakatnya makmur," ujar Kuryana.

Untuk itu, ia berharap agar lahan persawahan tersebut supaya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh petani dalam bercocok tanam.

"Jangan dijadikan lahan tidur apalagi untuk diperjualbelikan atau digadaikan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian OKU, Joni Saihu mengemukakan bahwa ratusan hektare sawah baru yang cetak di dua kecamatan tersebut sebelumnya merupakan daerah rawa dan semak belukar yang dijadikan petani area persawahan untuk menanam padi.

"Sebelumnya memang banyak kendala yang dihadapi petani dalam mengembangkan pertanian padi di lahan rawa ini, terutama dari sisi pengairan, karena air yang tergenang di areal ini harus dikeluarkan dulu untuk dijadikan tempat bercocok tanam," katanya.

Oleh sebab itu, kata Joni, melalui Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) pihaknya membuat sejumlah kanal atau siring dengan tujuan agar pembuangan air dapat dilakukan dengan cepat apabila terjadi hujan sehingga tidak menimbulkan genangan air di area rawa.

"Dengan upaya ini mudah-mudahan sawah rawa bisa digarap sepanjang tahun, baik saat kemarau maupun musim hujan. Dengan begitu, petani tidak hanya bisa menanam padi sekali dalam setahun, tetapi dua hingga tiga kali setiap tahunnya," ujarnya.