Airlangga: Persoalan sawit jangan rusak hubungan dengan Uni Eropa

id Jokowi terima Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN, Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN, industri farmasi, Presiden Joko Widodo, Jokowi,berita sumsel, berita palemba

Airlangga: Persoalan sawit jangan rusak hubungan dengan  Uni Eropa

Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta pada Kamis. (Bayu Prasetyo)

Jakarta (ANTARA) - Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan persoalan diskriminasi minyak sawit Indonesia jangan merusak hubungan multilateral dengan Uni Eropa.

"Saya sampaikan tadi bahwa diskriminasi sawit itu terutama untuk 'biofuel' atau 'biodiesel' dimana 'market' Indonesia untuk 'biofuel' di Uni Eropa itu 650 juta dolar AS, sedangkan perdagangan kita dengan Eropa itu 31 miliar dolar AS," kata Airlangga dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta pada Kamis.

Airlangga telah mendampingi Presiden Joko Widodo menerima delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN yang membahas potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan perusahaan negara-negara Eropa.

Menurut Airlangga, potensi nilai perdagangan antara Indonesia dengan Uni Eropa masih dapat ditingkatkan. Dia berharap persoalan minyak sawit dapat tuntas dengan baik.

"Disamping itu juga kami ingatkan bahwa Indonesia adalah 'the biggest buyer' dari pada Air Bus dan masih ada 'pending order' 200 unit pesawat. Jadi dengan demikian tujuannya adalah bagaimana kita mencari jalan keluar terkait dengan masalah biodiesel di Eropa tersebut," kata mantan Menteri Perindustrian itu.
 
Suasana pertemuan Presiden Joko Widodo dengan delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa-ASEAN di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (28/11/2019). (ANTARA/Bayu Prasetyo)


Menurut Presiden, terdapat hambatan untuk komoditas minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa antara lain melalui regulasi maupun perusahaan-perusahaan di kawasan itu. Indonesia terus berupaya mengatasi diskriminasi tersebut.

"Negosiasi mengenai Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Indonesia-Uni Eropa (CEPA) akan berlanjut, dan tentu saja minyak sawit akan termasuk di dalam pembahasannya," demikian Jokowi.