Dinkes Sumsel sudah bagikan 350.000 masker antisipasi ISPA

id Dinkes sumsel bagikan masker, dinkes sumsel sudah bagikan 350.000 masker,Karhutla sumsel, asap palembang, potensi hujan

Dinkes Sumsel  sudah bagikan 350.000 masker antisipasi ISPA

Para pelajar belajar di kelas sambil memakai masker di Palembang, Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Palembang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Sumatera Selatan sudah membagikan sebanyak 350.000 lembar masker ke seluruh kabupaten/kota untuk mencegah potensi Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dampak asap karhutla.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel, Ferry Yanuar, Selasa, mengatakan 350.000 masker dibagikan sejak Agustus 2019 dan dimungkinkan bertambah jika intensitas asap belum reda.

"Masker paling banyak kami distribusikan ke Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) karena di sana intensitas asapnya cukup tinggi," ujar Ferry.

Dinkes Sumsel juga masih bersiaga seiring perpanjangan masa siaga darurat karhutla hingga 30 November 2019, sejauh ini memang terlihat jumlah penderita ISPA di beberapa kabupaten kota meningkat.



Data Dinkes Sumsel pada September 2019 mencatat sebanyak 55.248 orang terkena ISPA, jumlah tersebut naik dibandingkan Agustus 50.862 dan Juli 40.884 penderita.

Namun tidak serta merta para penderita ISPA diakibatkan asap karhutla, kata dia, karena gejalanya hampir sama dengan ISPA yang disebabkan hujan, debu, asap kendaraan ataupun penyakit bawaan.

"Jumlah penderita ISPA pada September 2019 sebanyak 55.248 saat musim asap hampir sama dengan jumlah pada April 2019 sebanyak 55.237 saat puncak musim hujan, artinya asap bukan penyebab tunggal ISPA," tambahnya.

ISPA akibat asap hanya bisa diindikasikan melalui data signifikansi kenaikan kunjungan ke fasilitas kesehatan di wilayah terjadinya karhutla seperti di OKI, Muba dan Ogan Ilir.



Meski demikian, data Dinkes Sumsel mencatat penderita ISPA tertinggi ada di Kota Palembang, yakni sebanyak 11.863 orang pada Juli 2019, meningkat pada September mencapai 14.714 orang, lalu turun pada Oktober menjadi 13.139 orang.

Sedangkan OKI, Muba, Banyuasin dan OI yang notabanenya menjadi wilayah sumber karhutla jumlah penderita ISPA rata-rata di bawah 10.000 orang.

"Kota Palembang tiap bulan memang angkanya lebih tinggi dari daerah lain karena jumlah penduduk dan fasilitas kesehatan lebih banyak, jadi lebih banyak yang memeriksakan diri serta tercatat," jelas Ferry.