Jakarta (ANTARA) - Indonesia berkomitmen mendorong reformasi Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) pada pertemuan informal tingkat menteri WTO di Shanghai, China.
Pertemuan ini bertujuan untuk menghasilkan rumusan dalam mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-12 yang akan digelar di Kazakstan pada 2020.
"Pada pertemuan ini dibahas dua agenda yaitu Possible Outcomes KTM WTO ke-12 dan Reformasi WTO. Pada kesempatan ini, Indonesia memperkuat komitmennya mendorong upaya reformasi WTO," ungkap Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Wamendag menyampaikan, Indonesia akan terus mendorong penyelesaian perundingan subsidi bidang perikanan (fisheries subsidies).
Hal ini mengingat sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki jutaan penduduk yang bekerja sebagai nelayan. Untuk itu, Indonesia melarang bentuk subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan yang berlebihan serta terjadinya praktek ketidaktaatan peraturan dan penangkapan ikan ilegal.
Sementara di sektor pertanian, Indonesia terus mendorong pembentukan solusi permanen terhadap cadangan pangan masyarakat untuk ketahanan pangan atau dan penyelesaian Special Safeguard Mechanism (SSM) yang efektif.
Jerry juga menyampaikan bahwa Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo akan mendorong anggotanya untuk fokus terhadap tujuan sistem perdagangan multilateral dan berusaha mengerucutkan arah perundingan di forum WTO.
"Diharapkan isu mandat Doha Development Agenda, perundingan seperti subsidi-subsidi perikanan, dan inisiatif baru seperti fasilitasi investasi, niaga elektronik, serta usaha mikro, kecil, dan menengah dapat menjadi tujuan bersama sebagai persiapan pada KTM WTO ke-12 mendatang," ujar Wamendag.
Pada hari yang sama, Jerry juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Pakistan Abdul Razak Dawood di sela pertemuan informal tingkat menteri WTO.
Pada pertemuan tersebut Mendag Pakistan menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas selesainya perjanjian Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agrement (IP-PTA).
“Melalui kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Pakistan, khususnya kelapa sawit yang saat ini mengalami hambatan di Uni Eropa,” jelas Wamendag.
Pada pertemuan ini, Wamendag mengungkapkan pentingnya produk kelapa sawit bagi Indonesia dan kemungkinan pelaku usaha kelapa sawit Indonesia berinvestasi di Pakistan.
“Diharapkan Pakistan dapat menyampaikan dukungan untuk produk kelapa sawit dalam forum-forum internasional,” katanya.
Selain Pakistan, Wamendag juga bertemu dengan Sekretaris Negara dan Menteri Luar Negeri Norwegia Mariane Hagen. Pada pertemuan ini, dibahas isu fisheries subsidies dan pembangunan berkelanjutan.
Berita Terkait
Kesehatan 6.0
Jumat, 16 Februari 2024 11:29 Wib
Kanwil Kemenkumham Sumsel ikuti workshop reformasi birokrasi
Kamis, 8 Februari 2024 14:36 Wib
ANTARA dalam sejarah, strategis dan industri media
Senin, 4 Desember 2023 7:30 Wib
Kanwil Kemenkumham Sumsel peroleh penguatan reformasi birokrasi
Rabu, 22 November 2023 6:59 Wib
28 satker Kemenkumham Sumsel tingkatkan indeks reformasi birokrasi
Minggu, 5 November 2023 7:57 Wib
Tim Percepatan Reformasi Hukum sampaikan 150 rekomendasi ke presiden
Jumat, 15 September 2023 10:49 Wib
Menteri PPN: Reformasi gaji ASN jadi agenda prioritas 2024
Senin, 11 September 2023 16:58 Wib
Ini 55 rekomendasi hukum dari Tim reformasi hukum bentukan Mahfud MD
Selasa, 22 Agustus 2023 14:25 Wib