Kualasimpang, Aceh (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai lembaga kemanusiaan terdepan mengajak masyarakat Aceh agar membantu korban gempa bumi di Maluku yang menewaskan 41 orang, 1.602 orang terluka, dan ratusan ribu orang masih tinggal di pengungsian.
"Dengan kehadiran rekan-rekan media di sini, semoga menjadi sinergi kuat untuk mengajak masyarakat kita membantu para pengungsi di Maluku," ujar Kepala ACT Aceh, Husaini Ismail melalui telepon seluler di Kualasimpang, Aceh Tamiang, Senin.
Ia menerangkan, mereka yang tinggal di lokasi pengungsian masih sangat membutuhkan bantuan di antaranya, terpal/tenda, makanan bayi, makanan dan minuman, obat-obatan, popok bayi, pembalut wanita, makanan instan, selimut, matras, tikar, alat penerangan, tendon air, mandi, cuci, dan kakus, serta dukungan psikososial.
Hingga kini telah terjadi 1.516 gempa susulan, dan 175 di antaranya bisa dirasakan warga setelah gempa bumi bermagnitudo 6,5 di 40 kilometer arah timur laut Ambon, Maluku pada Kamis (26/9).
Dari data "Disaster Management Institute of Indonesia/DMII" menyebut kerusakan menimpa 6.975 unit rumah, 69 unit rumah ibadah, 51 unit sekolah, sembilan unit kantor pemerintah, dua ruas jalan, 24 bangunan perekonomian, dan dua jembatan.
"Tanpa uluran tangan dari kita semua, kondisi pengungsi akan semakin mengkhawatirkan. Sebab, ada di antara pengungsi merupakan anak bayi berusia bulanan," tegas dia.
ACT sendiri, katanya, hadir sejak hari pertama gempa mengguncang dengan mendirikan posko kemanusiaan, pendistribusian logistik, aktivasi di lima dapur umum, dan sekarang sudah ada pelayanan kesehatan gratis.
Dapur umum ACT terletak di dua kabupaten, yakni Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat yang wilayahnya berbukit-bukit. Pengungsi berada di atas bukti kurang mendapatkan bantuan, karena bantuan yang datang sudah lebih dulu habis di titik pengungsian di bawah bukit.
Tim medis pihaknya telah memberikan pelayanan kesehatan dari titik pengungsian ke pengungsian yang lain. "Saat ini pengungsi masih membutuhkan sejumlah keperluan mendesak seperti air bersih, makanan, tenda, dan alas tenda," tutur dia.
"Sejumlah penyakit sering dialami oleh anak-anak, karena mereka lebih rentan. Belum lagi kondisi di pengungsian lazimnya tidak layak, kotor, dan lembab, yang turut menjadi pemicu penyakit. Pengungsi cuma tidur beralaskan tenda dan terpal. Meski sulit, mereka harus memastikan kebersihan tenda agar terhindari dari penyakit," ungkap Husaini.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sebanyak 148.619 orang masih mengungsi akibat gempa yang terjadi di wilayah Maluku pada 26 September 2019.
"Hingga Senin (14/10), tercatat 148.619 orang masih mengungsi, 41 orang meninggal dunia, dan 1.602 orang masih terluka," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Agus Wibowo.
Agus mengatakan, gempa Maluku telah menyebabkan ribuan rumah rusak di wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kota Ambon.
Jumlah rumah yang rusak akibat gempa yang terjadi di Maluku seluruhnya 6.355 unit dengan perincian 1.273 rumah rusak berat, 1.837 rumah rusak sedang, dan 3.245 rumah rusak ringan.
Berita Terkait
Gajah mati dan gadingnya hilang, polisi turun tangan
Senin, 25 Maret 2024 21:17 Wib
Jawab pertanyaan Komisi X DPR, Menpora tegaskan PON 2024 tetap digelar di Aceh-Sumut
Rabu, 20 Maret 2024 3:05 Wib
Aceh harapkan BSI beri pelayanan terbaik pada PON
Selasa, 19 Maret 2024 21:12 Wib
Buntut pengancaman, tiga pria dijerat kepemilikan ilegal senjata api
Selasa, 19 Maret 2024 2:05 Wib
Kepolisian Aceh kandangkan 149 motor balap liar, auto tilang
Senin, 18 Maret 2024 5:00 Wib
Gajah 13 tahun mati tersengat listrik, BKSDA imbau masyarakat jaga habitatnya
Sabtu, 16 Maret 2024 18:53 Wib
Api berkobar di tiga lokasi ladang ganja di Aceh Besar
Rabu, 6 Maret 2024 21:38 Wib
Terkait pertandingan lawan Malut, Persiraja laporkan wasit ke Komite Wasit
Rabu, 6 Maret 2024 23:15 Wib