Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2019-2023 Raja Sapta Oktohari mengaku akan langsung bergerak cepat melaksanakan tugas yang salah satunya menuntaskan dualisme kepengurusan federasi cabang olahraga.
"Kami saat di PB ISSI bukan hanya dualisme, tapi empatlisme. Tapi dengan pendekatan dan komunikasi yang baik semua itu bisa dituntaskan," kata pria yang akrab dipanggil Okto itu seusai Kongres KOI di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu.
Menjelang Kongres KOI, ada perwakilan cabang olahraga yang sedikit membuat gaduh yaitu tenis meja. Ada dua perwakilan dari Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) yang hadir yaitu kubu Peter Layardi dan kubu Lukman Edy.
Bahkan, dari kubu Peter Layardi sempat memaksa tetap ikut dalam Kongres KOI. Namun, berdasarkan data yang dimiliki oleh panitia tidak ada nama atau undangan untuk PB PTMSI. Setelah dijelaskan, kegaduhan itu selesai.
Okto mengatakan akan segera membentuk tim kecil guna menyelesaikan kemelut pada induk organisasi cabang olahraga itu karena jika terus berlanjut bakal mempengaruhi prestasi atlet Indonesia di kancah internasional.
"Secepatnya diselesaikan. Kami tidak ingin kondisi itu mengganggu pembinaan maupun prestasi atlet," kata pria yang pengunduran dirinya dari posisi Ketua Umum PB ISSI belum direstui itu.
Selain penuntasan dualisme induk organisasi cabang olahraga, KOI baru juga dihadapkan pada beberapa kejuaraan yang harus disiapkan dengan baik dan yang di depan mata adalah SEA Games 2019 Filipina.
Tidak hanya itu. Ada event besar yaitu Olimpiade 2020 Jepang dan atlet Indonesia terlebih dahulu harus berjuang melalui kualifikasi. Selain itu ada bidding tuan rumah Olimpiade 2032 yang membutuhkan kerja keras dari banyak pihak termasuk pemerintah.
"Untuk bidding tuan rumah Olimpiade 2032, kita butuh kerja sama. Kami akan memanfaatkan relasi yang kami miliki. Begitu juga dengan Bu Rita Subowo. Kami harapkan pemerintah melalui Presiden maupun Menlu melobi negara lain untuk memberi dukungan," kata Ketua Umum KOI periode 2015-2019 Erick Thohir.
Berita Terkait
PSSI jangan terlena dengan sanksi ringan FIFA
Sabtu, 8 April 2023 23:11 Wib
Raja Sapta: Bulu tangkis masih jadi tolok ukur tata kelola olahraga
Senin, 13 Juni 2022 14:37 Wib
Oesman Sapta kembali terpilih pimpin DPP Gebu Minang
Jumat, 27 Mei 2022 21:57 Wib
Publik diharapkan beri waktu tim investigasi sanksi WADA bekerja
Sabtu, 23 Oktober 2021 13:30 Wib
KOI minta LADI selesaikan tanggung jawabnya dengan WADA
Senin, 18 Oktober 2021 10:49 Wib
LaNyalla-OSO bicarakan terkait wacana amandemen UUD 1945
Sabtu, 15 Mei 2021 20:56 Wib
Mantan pelatih tinju nasional Carol Renwarin meninggal dunia
Sabtu, 24 Oktober 2020 17:09 Wib
KOI tak permasalahan Qatar ikut bersaing tuan rumah Olimpiade 2032
Selasa, 28 Juli 2020 15:35 Wib