Palembang (ANTARA) - Kabut asap di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, kembali pekat dengan jarak pandang berkisar 300-500 meter sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.
"Intensitas asap pagi hari mulai pukul 04.00-07.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-20.00 WIB dikarenakan labilitas udara yang stabil atau tidak ada massa udara naik pada waktu-waktu tersebut," ucap Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi BMKG SMB II Palembang Bambang Benny Setiadji.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi SMB II Palembang mencatat angin permukaan umumnya dari arah Tenggara – Selatan dengan kecepatan 4-11 Knot (7-20 Km/Jam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat karhutla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya.
Lapan 9 Oktober 2019 mencatat beberapa titik panas di wilayah sebelah Tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen yang berkontribusi asap ke wilayah Kota Palembang yakni pada wilayah Banyu Asin 1, Tulung Selapan dan Mesuji.
Bambang mengatakan, fenomena asap diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, mengurangi jarak pandang, beraroma khas, perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna oranye merah pada pagi atau sore hari.
Hal ini berpotensi memburuk jika ada campuran kelembapan yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena kabut asap yang umumnya terjadi pada pagi hari.
"Jarak pandang terendah pada pagi ini berkisar hanya 50-400 meter dengan keadaan cuaca asap yang berdampak pada delapan penerbangan di Bandara SMB II Palembang mengalami delay," ujar dia.
Secara regional, kata dia, munculnya Badai Tropis Hagibis di Laut Cina Selatan mengakibatkan kembali adanya aliran massa udara ke arah pusat tekanan rendah badai tersebut. Hal ini mengakibatkan penurunan potensi dan intensitas hujan di wilayah Sumsel tiga hari ke depan (10-12 Oktober 2019).
Sedangkan secara lokal, kondisi hujan akibat faktor lokal (awan konvektif) akan tetap berpotensi di wilayah bagian barat Sumsel dikarenakan kelembapan udara lapisan atas cukup memadai untuk pertumbuhan awan.
"Biasanya hujan yang terjadi berlangsung sebentar, sporadis (berbeda tiap tempat) dan berpotensi petir disertai angin kencang," kata dia.
BMKG Sumsel mengimbau masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker dan berhati-hati saat bertransportasi pada pagi hari (04.00-08.00 WIB) dan sore hari (16.00-20.00 WIB) seiring potensi peningkatan partikel udara kering di udara (asap) dan menurunnya jarak pandang.
Selain itu, warga juga diimbau banyak mengkonsumsi air puth saat beraktivitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan dikarenakan udara akan terasa lebih terik pada siang hari karena posisi matahari berada di ekuator (khatulistiwa).
"Selain itu, kami juga tetap mengimbau untuk tidak melakukan pembakaran baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian atau perkebunan," kata dia.
Berita Terkait
Buang bangkai kucing, dua pria meninggal keracunan asap mesin pompa
Minggu, 3 Maret 2024 21:16 Wib
Bukittinggi kembali terpapar abu vulkanik erupsi Marapi
Selasa, 5 Desember 2023 11:49 Wib
Pajanan rokok sebabkan anak stunting
Kamis, 30 November 2023 16:52 Wib
Mukomuko diliputi kabut asap akibat kebakaran lahan gambut
Sabtu, 25 November 2023 9:58 Wib
Empat heli pemadam karhutla Sumsel pulang ke Australia dan Rusia
Jumat, 17 November 2023 22:13 Wib
Senin besok, siswa SD dan SMP di Palembang belajar normal
Sabtu, 4 November 2023 11:12 Wib
Tim Damkar Polda Sumsel terlibat padamkan api kathutla di Indralaya
Kamis, 2 November 2023 6:13 Wib
Aktivitas penerbangan di SMB II Palembang terganggu akibat kabut asap
Rabu, 1 November 2023 6:21 Wib