Erick Thohir nilai Raja Sapta paling tepat jabat ketum KOI

id KOI,Raja Sapta Oktohari,Erick Thohir,Ketum KOI

Erick Thohir nilai Raja Sapta paling tepat jabat ketum KOI

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Erick Thohir memberikan sambutan saat upacara pengukuhan dan pelepasan kontingen World Beach Games 1 2019 di Wisma Kemenpora, Jakarta, Selasa (8/10/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir menyatakan bahwa Raja Sapta Oktohari adalah figur yang paling tepat untuk mengisi posisi jabatan Ketua Umum (Ketum) KOI periode 2019-2023.

"Proses penjaringan cukup selektif dalam memimpin organisasi besar seperti KOI butuh rekam jejak. Saya rasa dengan Okto (sapaan akrab Raja Sapta) yang mencalonkan dia adalah tokoh yang paling baik saat ini," ujar Erick di Wisma Kemenpora, Jakarta, Selasa.

Bukan tanpa alasan Erick menyatakan Okto layak menjabat ketum KOI. Sebab menurutnya dia tidak hanya masih muda, tetapi juga memiliki pengalaman multi event internasional di mana dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Indonesia Para Games Organizing Committee (INAPGOG) 2018.

Bukan hanya itu, pria berusia 43 tahun itu juga aktif dalam Konfederasi Balap Sepeda Asia (ACC) dan memiliki pengalaman memimpin organisasi olahraga nasional sebagai Ketum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) sejak 2015 hingga sekarang.

Latar belakang Okto yang merupakan pengusaha juga dinilai Erick menjadi nilai plus karena menurutnya untuk bidding tuan rumah Olimpiade 2032 dibutuhkan figur yang dekat dengan pemerintah dan dunia usaha.

"Kalau dibilang itu keberpihakan ya sah-sah saja karena memang hidup itu kadang butuh berpihak. Asalkan baik untuk semua," kata Erick menjelaskan.

Dalam kepengurusan selanjutnya, Erick berharap akan ada konsolidasi undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) supaya tidak ada tumpang tindih tugas dan wewenang di antara lembaga maupun organisasi olahraga lainnya.

"Ke depan (undang-undang SKN) harus dibongkar total agar jangan ada overlapping yang mengorbankan atletnya. Kita ini pengurus hanya memberikan jalan. Yang berjuang kan atletnya."