Jakarta (ANTARA) - Isu kesehatan jiwa masih kurang menjadi perhatian di daerah-daerah meski terjadi tren peningkatan akan permasalahan tersebut, kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono.
"Kalau saya boleh jujur, anggaran di kabupaten dan kota untuk kesehatan jiwa itu hampir tidak ada karena strukturnya tidak ada meski kita punya UU Kesehatan Jiwa," katanya ketika ditemui usai temu media terkait peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019 di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin.
Menurut dia, selain upaya rehabilitasi diperlukan juga aksi preventif untuk melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa. Upaya daerah biasanya menggunakan payung besar Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).
Tim lintas sektor itu, kata dia, biasanya dipimpin dari sekretariat daerah (Setda) tapi anggarannya masih dalam kategori umum, belum spesifik untuk upaya preventif dan promotif masalah kesehatan jiwa.
"Padahal permasalahan kesehatan jiwa seharusnya sudah dilakukan dari tingkat dasar," katanya dan menambahkan bahwa selain permasalahan anggaran kekurangan dokter spesialis kesehatan jiwa juga menjadi sorotan.
Oleh karena itu, katanya, muncul wacana untuk melatih dan membekali dokter umum dan tenaga ahli untuk melakukan upaya preventif dasar masalah kejiwaan untuk tingkat akar rumput seperti di puskemas.
"Dalam layanan pencegahan, teman-teman dokter spesialis kesehatan jiwa yang jumlahnya masih terbatas memberikan kewenangan kepada dokter umum melalui pengembangan pendidikan yang kemudian disertifikasi oleh mereka untuk memberikan layanan kesehatan jiwa," katanya.
Ia mengemukakan bahwa masalah kesehatan jiwa kini sudah menjadi salah satu program prioritas Kemenkes dan sudah dimasukkan sebagai indikator keluarga sehat oleh pemerintah.
Hal ini, katanya, disebabkan oleh tren kenaikan masalah kejiwaan di mana prevelalensi gangguan mental emosional pada penduduk di atas 15 tahun mencapai 9,8 persen atau naik dari 6 persen pada 2013 sesuai data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) pada 2010, angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 - 1,8 persen per 100.000 penduduk atau sekitar 5.000 orang per tahun, demikian Anung Sugihantono.
Berita Terkait
Polisi selidiki insiden rubuhnya fly over yang makan korban jiwa
Kamis, 7 Maret 2024 22:10 Wib
Jambore di Lempuing OKI hadirkan bazar untuk latih jiwa usaha
Jumat, 23 Februari 2024 21:16 Wib
Dokter jiwa ingatkan waspada kesehatan mental di tempat kerja
Jumat, 23 Februari 2024 16:18 Wib
OKU Timur tetapkan status siaga bencana alam
Rabu, 31 Januari 2024 20:41 Wib
Dinas Kesehatan Sumsel optimalkan layanan RS Jiwa
Jumat, 12 Januari 2024 7:48 Wib
RSUP Moh Hussein Palembang miliki layanan kesehatan jiwa caleg gagal
Jumat, 24 November 2023 15:24 Wib
BPJS Kesehatan sebut cakupan kepesertaan JKN capai 265 juta jiwa
Jumat, 24 November 2023 8:06 Wib
Nada-nada WR Soepratman yang menghunjamkan jiwa
Minggu, 12 November 2023 8:19 Wib