Pemerintah siapkan Rp 4,3 triliun untuk revitalisasi SMK

id pemerintah,revitalisasi SMK,kemendikbud,vokasi,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari ini

Pemerintah siapkan Rp 4,3 triliun untuk revitalisasi SMK

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (7/10/2019). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah)

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp4,3 triliun dalam rangka merevitalisasi sebanyak 5 ribu sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia yang ditargetkan selesai pada 2024.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa revitalisasi SMK tersebut dilakukan dalam rangka mempersiapkan generasi muda untuk peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan kerja atau vokasi sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.

“Anggarannya tidak terlalu besar, sekitar Rp4,3 triliun. Sebetulnya masih jauh dari target karena jumlah SMK kita kan 14 ribu,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin.

Muhadjir menjelaskan realisasi program itu telah dilakukan sejak 2018 terhadap 300 SMK, pada 2019 sejumlah 300 SMK, dan pada 2020 akan ditingkatkan sebanyak 550 SMK serta akan terus dikembangkan agar bisa mencapai 5 ribu pada 2024.

Ia melanjutkan, ada lima sektor SMK yang menjadi fokus revitalisasi yaitu pariwisata, pertanian produktif, ekonomi kreatif, kemaritiman atau kelautan, pariwisata, dan energi pertambangan.

Menurutnya, program vokasi itu dilandasi dari lulusan SMK di Indonesia yang kurang terserap oleh industri karena faktor sertifikasi keahlian yang belum dimiliki serta tidak mendukungnya kurikulum pembelajaran yang ada dengan kebutuhan dunia industri.

Oleh sebab itu, pemerintah juga memperbaharui kurikulum agar lebih menyesuaikan dengan dunia kerja yaitu dari supply base menjadi demand base dan menyediakan guru-guru yang berkompeten.

“Diupayakan anak-anak belajarnya sekitar 60-70 persen di industri jadi tidak di kelas,” ujarnya.

Selain itu, hingga saat ini realisasi kerja sama vokasi dengan dunia industri baru mencapai 30 persen sehingga masih ada waktu untuk merumuskan standar baku kompetensi sertifikasi yang akan dikeluarkan oleh 930 lembaga sertifikasi nasional dan terakreditasi oleh badan nasional sertifikasi profesi.

“Ini baru mulai bersama-sama dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) merumuskan standard kompetensi dan sertifikasi. Jadi sekarang siswa SMK d isamping nanti mendapatkan ijazah, dia juga akan mendapat sertifikat kemahiran,” katanya.