Washington (ANTARA) - Ukuran manufaktur Amerika Serikat pada September anjlok ke level terendah dalam satu dekade di tengah ketegangan perdagangan yang berkepanjangan, menurut data yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Selasa (1/10/2019).
Indeks Pembelian Manajer (PMI) sektor manufaktur AS hanya mencapai 47,8 persen pada September, turun 1,3 poin persentase dari bulan sebelumnya dan terendah sejak Juni 2009. Angka di bawah 50 persen menunjukkan sektor manufaktur umumnya mengalami kontraksi.
"Komentar dari panel mencerminkan penurunan berkelanjutan dalam kepercayaan bisnis. September adalah bulan kedua berturut-turut kontraksi PMI, pada tingkat yang lebih cepat dibandingkan dengan Agustus," Timothy Fiore, ketua komite survei bisnis manufaktur ISM, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Perdagangan global tetap merupakan masalah yang paling signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh kontraksi dalam pesanan ekspor baru yang dimulai pada Juli 2019. Secara keseluruhan, sentimen bulan ini tetap berhati-hati mengenai pertumbuhan jangka pendek," katanya.
Dari 18 industri manufaktur, hanya tiga yang melaporkan pertumbuhan pada September, termasuk manufaktur aneka produk; produk makanan, minuman, dan tembakau; serta produk kimia, menurut ISM.
Data manufaktur terbaru yang mengecewakan mengkonfirmasi bahwa tarif Washington terhadap impor dari China dan mitra dagang lainnya terus berdampak pada bisnis Amerika dan ekonomi secara keseluruhan.
"Kenaikan tarif merugikan bisnis kami. Sebagian besar material tidak dibuat di AS dan dibuat hanya di China," kata seorang eksekutif di sebuah pabrik makanan dan minuman.
"Ekonomi tampaknya melemah. Tarif telah menyebabkan banyak kebingungan di industri," tambah eksekutif lain dari industri peralatan, perkakas dan komponen listrik.
Ekonomi Amerika Serikat berkembang pada tingkat tahunan sebesar dua persen pada kuartal kedua tahun ini, menandai perlambatan dari pertumbuhan 3,1 persen pada kuartal pertama, menurut Departemen Perdagangan.
Federal Reserve AS pada September menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini, mengutip melemahnya investasi tetap bisnis dan ekspor, serta ketidakpastian perdagangan.
"Alasan utama tampaknya adalah pertumbuhan yang lebih lambat di luar negeri dan perkembangan kebijakan perdagangan -- dua sumber ketidakpastian yang telah kami pantau sepanjang tahun," kata Ketua Fed Jerome Powell kepada wartawan pada konferensi pers bulan lalu.
Berita Terkait
Mendag selidiki kembalinya perdagangan pakaian bekas impor
Kamis, 28 Maret 2024 15:15 Wib
"Carbon capture storage" berpeluang jadi bisnis baru
Kamis, 28 Maret 2024 11:18 Wib
BI dan perbankan bukakuota penukaran rupiah 5.000 orang per hari
Kamis, 28 Maret 2024 11:03 Wib
Harga emas Antam naik jadi Rp1,222 juta per gram
Kamis, 28 Maret 2024 9:09 Wib
Daftar harga sembako di Pasar Cinde Kota Palembang
Rabu, 27 Maret 2024 21:09 Wib
Hutama Karya siapkan 6 SPKLU di Tol Terpeka saat arus mudik Lebaran
Rabu, 27 Maret 2024 20:25 Wib