Bupati petahana ditantang wakilnya di pilkada Ogan Komering Ulu

id Lkpi, lembaga survei, pilkada, pilkada dumsel, pilkada oku, pemilihan kepala daerah

Bupati petahana ditantang wakilnya di pilkada Ogan Komering Ulu

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) Arianto ketika memaparkan hasil survei menakar potensi menang calon pilkada di tujuh kabupaten Sumsel. (Foto Antaranews.Sumsel/Yudi Abdullah/19)

Palembang (ANTARA) - Bupati Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan Kuryana Azis ditantang wakilnya Johan Anuar pada pemilihan kepala daerah tahun 2020 untuk mempertahankan jabatannya periode kedua.

"Dua nama, yakni Kuryana Azis dan Johan Anuar diprediksi akan bersaing ketat dalam memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang dijadwalkan KPU daerah setempat berlangsung pada 23 September 2020," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) Arianto ketika menjelaskan hasil survei kepada wartawan di Palembang, Minggu.

Dia menjelaskan bahwa Kuryana Azis yang tercatat sebagai seorang petahana dan Johan Anuar sebagai seorang wakil petahana yang tidak akan berpasangan lagi dalam Pilkada tahun depan, berdasarkan survei unggul dalam tingkat keterkenalan (popularitas) dan kesukaan (akseptabilitas) dari masing-masing bakal calon lainnya yang mulai merebut simpati masyarakat.

Hal tersebut tercermin dalam temuan survei LKPI yang melibatkan 820 responden dalam kurun waktu 15 -25 September 2019.

Survei yang melibatkan 820 responden dengan marjin of error lebih kurang 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan metode survei menggunakan multistage random sampling dan peneliti lapangan (pewawancara) semuanya mahasiswa dari Palembang.

Jika dilihat dari temuan survei, popularitas dan akseptabilitas, dua nama yang merupakan kandidat kuat dikenal dan disukai masyarakat.

Bupati Ogan Komering Ulu Kuryana Azis popularitasnya mencapai 95 persen dan akseptabilitas 97 persen, unggul tipis dengan Wakil Bupati Johan Anuar calon penantangnya dengan tingkat popularitasnya 94 persen dan akseptabilitas 95 persen, sementara calon lainnya belum ada yang mampu melampaui angka tersebut.

Menurut pimpinan lembaga survei yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) itu, dalam teori ilmu perilaku pemilih, popularitas dan akseptabilitas merupakan modal utama bagi siapa saja yang akan maju dalam pertarungan Pilkada.

Mustahil kalau popularitas dan akseptabilitas yang rendah calon akan memenangkan pertarungan kontestasi pesta demokrasi rakyat lima tahunan itu.

Jelas tergambar, popularitas dan akseptabilitas Johan Anuar dan Kuryana Azis berbanding lurus (linear) dengan akseptabilitas.

Dalam hal ini, angka di atas 80 persen bagi Johan Anuar dan Kuryana Azis sudah merupakan modal kuat untuk bertarung, tinggal sosialisasi dan kerja politik untuk meraih pemilih di masyarakat yang harus diintensifkan lagi.

Angka di atas 80 persen bagi Johan Anuar dan Kuryana Azis sudah merupakan modal kuat untuk bertarung, tinggal sosialisasi dan kerja politik untuk meraih pemilih di masyarakat yang harus diintensifkan lagi.

Mengingat Pilkada yang masih cukup lama jaraknya, sekitar satu tahun lagi, baik Kuryana dan Johan Anuar mempunyai peluang yang sama untuk meningkatkan angka elektabilitas masing-masing.

Selain itu, untuk calon-calon lainnya tidak tertutup kemungkinan bisa bersaing dengan Kuryana Azis dan Johan Anuar asalkan sosialisasinya harus melebihi dua calon tersebut.

Peta politik masih bersifat cair dan tentunya akan berdampak dengan tarikan elektoral masing-masing calon yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah di kabupaten penghasil karet dan semen Baruraja itu, ujarnya.