Sumatera Selatan fokus genjot investasi dan ekspor geliatkan ekonomi

id strategi investasi,ekspor nonmigas,sumatera selatan,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari

Sumatera Selatan fokus genjot  investasi dan ekspor geliatkan ekonomi

Peserta sosialisasi Diseminasi Kebijakan Penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Rabu (25/9/2019). (ANTARA/Dolly Rosana/19)

Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan fokus meningkatkan dua sektor utama yakni investasi dan ekspor karena diyakini menjadi solusi untuk menggeliatkan perekonomian daerah yang dalam beberapa tahun terakhir terimbas penurunan harga komoditas.

Kepala Biro Ekonomi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Afrian Joni di Palembang, Rabu, mengatakan pemerintah sudah memiliki tiga strategi untuk memacu sektor investasi yakni membangun infrastruktur dan merealisasikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api, mendorong melalui regulasi berupa peraturan daerah (perda) dan peraturan gubernur (pergub), serta memetakan peluang investasi.

“Dari tiga strategi itu yang menjadi kendala saat ini ketersediaan data konkrit. Misal, kami sudah memberikan informasi mengenai investasi di sektor karet, kopi, dan padi, tapi ketika mau hilirisasi ternyata data di lapangan mengenai luas lahan dan lainnya tidaklah riil,” kata dia.

Afrian Joni yang dijumpai di acara Diseminasi Kebijakan Penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Rabu, mengatakan terkait kebutuhan data konkrit ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah provinsi dan para pemangku kepentingan.

Sementara untuk sektor ekspor, kata dia, penurunan yang terjadi karena adanya pelemahan harga komoditas karet, batu bara, dan sawit.

Seperti diketahui Sumsel sempat mengalami masa boombing komoditas pada tahun 2009-2011 dengan mencatat kenaikan nilai dan volume ekspor yang tinggi, namun sejak 2013 hingga sekarang harga komoditas tak kunjung membaik, sehingga turut menggerus performa ekspor.

Untuk itu Provinsi Sumatera Selatan menjajaki potensi ekspor ke sejumlah negara, selain China, seperti negara-negara di Timur Tengah dan Eropa.

Menurut Afrian Joni, peluang ekspor bukan hanya sebatas hasil bumi yakni karet, minyak sawit, batu bara, minyak dan gas, tapi juga pada kerajinan tangan dan produk industri kreatif.

“Seperti kain khas Sumatera Selatan yakni kain songket, itu bisa dikembangkan lebih baik lagi karena negara-negara di Eropa sebenarnya sangat menyukai produk-produk bercita rasa etnik,” kata dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik diketahui nilai ekspor Sumatera Selatan pada Juli 2019 mengalami kenaikan sebesar 44,22 persen dibanding nilai ekspor pada Juni 2019. Namun, jika dibandingkan periode yang sama pada 2018 (Januari-Juli 2018), ekspor Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 5,14 persen.

Naiknya nilai ekspor Sumatera Selatan pada Juli tahun ini dibanding Juni 2019 sebesar 44,22 persen karena naiknya nilai ekspor nonmigas sebesar 43,92 persen, yakni dari 282,27 juta menjadi 406,23 juta dolar AS, dan nilai ekspor migas yang naik sebesar 48,34 persen dari 20,50 juta menjadi 30,42 juta dolar AS.

Sedangkan nilai ekspor nonmigas Sumatera Selatan pada periode Januari-Juli 2019 didominasi oleh komoditas karet sebesar 821,26 juta dolar AS, disusul oleh bubur kayu atau pulp yang mencapai nilai sebesar 796,02 juta dolar AS, dan batu bara sebesar 414,47 juta dolar AS.

Kenaikan ini terjadi pada tujuh negara tujuan utama Ekspor yakni China, Malaysia, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, India, dan Jerman. Sementara itu tiga negara tujuan utama lainnya, yaitu Filipina, Vietnam, dan Latvia mengalami penurunan nilai ekspor.