Kabut asap melanda, bandara di Sumatera masih beroperasi

id Karhutla,kebakaran hutan,Bandara,Sumatera,kabut asap,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari

Kabut asap melanda, bandara  di Sumatera masih beroperasi

Dokumentasi - Foto udara kabut asap kiriman karhutla Sumatera menyelimuti wilayah Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Kamis (19/9/2019). ANTARA FOTO/Rahmad/foc.

Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah II Medan dan Wilayah VI Padang menyebutkan sejumlah bandara masih terdampak kabut asap, namun tidak mengganggu operasional bandara dan penerbangan.

Pelaksana Harian Direktur Jenderal Perhubungan Udara Dadun Kohar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengatakan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih muncul di sebagian wilayah Sumatera, sehingga jarak pandang sangat rendah masih terjadi sejumlah bandara, mencapai kurang dari 1000 meter.

Dadun mengatakan hingga kini Ditjen Hubud terus memantau dan berkoordinasi dengan Otoritas Bandar Udara (OBU), Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) serta stakeholder penerbangan yang wilayahnya terdampak asap.

“Kami terus memonitoring, melakukan koordinasi dan mengupdate kondisi yang terjadi di masing-masing bandara terdampak, dan personil di bandara agar terus bersiaga dan waspada, pastikan keselamatan dan keamanan penerbangan adalah nomor satu,” ujar Dadun.

Kepala Kantor OBU Wilayah II Medan Bintang Hidayat menyampaikan Bandara Kualanamu Medan dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru memiliki jarak pandang minimum (visibility below minimum/VBM) 800 meter, sehingga apabila dibawah VBM maka pesawat tidak boleh melakukan lepas landas dan pendaratan.

“Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru saat ini memiliki jarak pandang sekitar 600 meter, bandara tetap beroperasi normal namun untuk terjadi penundaan (delay) sampai VBM terpenuhi,” ujar Bintang.

Kepala Kantor OBU Wilayah VI Padang, Agoes Soebagio menambahkan hal yang serupa juga terjadi di beberapa bandara di wilayah kerjannya.

“Di wilayah kerja Otban VI, seluruh operasional bandara masih berjalan normal,” jelas Agoes.

Seperti diketahui, bahwa kebakaran hutan dan lahan terus berlangsung, apabila jarak pandang tidak memenuhi dapat mengganggu aktivitas penerbangan.