355 orangutan di pusat rehabilitasi terancam terpapar kabut asap

id orangutan kalteng,pusat rehabilitasi hewan,kabut asap,penyakit orang utan,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara har

355 orangutan di pusat rehabilitasi  terancam terpapar kabut asap

Ilustrasi - orangutan. (ANTARA/HO-dokumen pribadi)

Palangka Raya (ANTARA) - Sebanyak 355 orangutan yang berada di pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, Provinsi Kalimantan Tengah, terancam sakit akibat semakin pekatnya kabut asap beberapa pekan terakhir.

CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite melalui rilis yang dikirimkan ke sejumlah media di Palangka Raya, Rabu, mengatakan bahwa 37 dari ratusan orangutan muda di Nyaru Menteng pun terindikasi telah terjangkit infeksi saluran pernafasan ringan.

"Tim medis dengan sigap memberikan pengobatan menggunakan nebulizer, multivitamin, dan antibiotik, terutama bagi orangutan yang dianggap mengidap infeksi parah," beber dia.

Dikatakan, api sempat mengancam Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng yang terletak tidak jauh dari kota Palangka Raya. Di pekan pertama Agustus 2019, tim pemadam kebakaran Yayasan BOS sempat harus berjibaku melawan api yang mendekat sampai jarak sekitar 300 meter dari batas Nyaru Menteng.

Dia mengatakan tim berhasil memadamkan si jago merah setelah bekerja keras selama sekitar 4 jam bersama sejumlah pihak lain. Tim di Nyaru Menteng bersama masyarakat serta unsur-unsur pemerintahan lainnya pun semakin rutin patroli.

"Pemadaman beberapa titik api di sekitar Nyaru Menteng juga terus dilakukan. Itulah yang membuat kami berhasil mencegah penyebarannya," kata Jamartin.

Dia mengaku ada sekitar 80 hektare hutan gambut di wilayah kerja Yayasan BOS dilahap si jago merah. Sebanyak 80 hektar yang terbakar itu tersebar di Sei Daha dekat Pusat Penelitian Tuanan seluas 20 hektare, dan 60 hektare di Sei Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalteng.

Meski begitu, Yayasan BOS di Program Konservasi Mawas bekerja sama dengan masyarakat sekitar dan tim di Pusat Penelitian Tuanan mengendalikan, mengisolasi, dan memadamkan kebakaran.

"Kondisi itu tidak mengendurkan semangat kami untuk terus bekerja melindungi orangutan Kalimantan dan habitatnya," demikian Jamartin.