Ekspor Sumatera Selatan diminta ekspansif ke pasar nontradisional

id ekspor,ekonomi,komoditas,karet,sawit,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, jembatan ampera, wong palemban

Ekspor Sumatera Selatan  diminta ekspansif ke pasar nontradisional

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Provinsi Sumatera Selatan, Taukhid. (ANTARA/Dolly Rosana/19)

Palembang (ANTARA) - Ekspor Provinsi Sumatera Selatan harus ekspansif ke pasar nontradisional dan tidak hanya terpaku pada beberapa negara tujuan saja seperti China dan ASEAN.

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sumatra Selatan Taukhid di Palembang, Minggu, mengatakan beberapa komoditas ekspor Sumsel seperti kopi, kepala dan perikanan sudah seharusnya diarahkan ke pasar yang lebih luas agar daerah ini tidak hanya terpaku pada karet dan sawit yang diekspor ke China.

“Adanya kebijakan ini akan mampu menguatkan ekonomi terutama pendapatan masyarakat guna menghadapi ketidakstabilan harga ekspor sawit dan karet yang masih terjadi,” kata dia.

Menurutnya, pemerintah daerah harus menjaga optimistis untuk produk lain dengan membantu mempromosikan ke negara-negara lain selain China.

Apalagi, sampai pertengahan tahun ini, ekspor Sumsel mengalami peningkatan yang disokong oleh potensi unggulan selain sawit dan karet.

Kondisi ini memunculkan harapan bahwa Sumsel mampu bertahan pada saat harga sawit dan karet yang belum bersahabat sejak 2013.

Penguatan sisi ekspor ini merupakan rancangan anggaran pemerintah pada 2020, dengan mendorong postur anggaran yang tetap ekspansif, terutama pembiayaan anggaran yang efisien bagi kegiatan produktif.

Ia memberikan catatan bahwa APBN 2020 akan diarahkan untuk akselerasi daya saing Indonesia yakni melalui inovasi dan penguatan sumber daya manusia.

Secara umum, pada tahun depan, pemerintah masih menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 5-6 persen dengan angka inflasi 3,1 persen, dan suku buku bunga SPN 5,4-5,6 persen.

Untuk ke daerah, pemerintah memperkuat transfer ke daerah, diantaranya melalui dana desa, atau dana perlindungan sosial, seperti kartu sehat, kartu pintar, kartu sembako, kartu prakerja dan alokasi dana abadi, seperti untuk universitas negeri di Sumsel, kata dia.

Pemerintah memprediksikan kondisi ekonomi pada tahun depan, masih dipengaruhi oleh iklim ekonomi dunia yang belum juga stabil.

Kondisi global yang juga dipengaruhi perseteruan perdagangan antara China dan Amerika Serikat menghendaki Indonesia melakukan berbagai upaya strategis dalam penguatan keuangan negara pada 2020.