Manokwari (ANTARA) - Kapolres Manokwari, Papua Barat, AKBP Adam Erwindi menyatakan situasi keamanan di daerah tersebut kondusif menyusul beredarnya isu demonstrasi susulan yang akan berlangsung pada Senin (2/9).
Ia pun mempersilahkan masyarakat untuk beraktivitas seperti biasa serta tidak tergiur dengan ajakan aksi turun jalan.
"Sesuai isu yang berkembang informasinya hari ini akan ada aksi. Hingga hari ini pun kami belum menerima surat pemberitahuan, dan sampai sore ini tidak ada tanda-tanda pergerakan massa," kata Kapolres pada jumpa pers di Manokwari, Senin.
Terkait kasus rasis yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, Kapolres menjelaskan, kepolisian setempat telah mengambil langkah penindakan. Saat ini sudah ada dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka.
Sedangkan terkait kerusuhan di Manokwari, ia memastikan tidak ada peserta aksi damai yang ditangkap. Upaya penindakan yang dilakukan Polres Manokwari dan Polda Papua Barat dilakukan terhadap aksi anarkis yang berujung pada pembakaran, perusakan dan penjarahan.
"Artinya, tuntutan masyarakat terkait kasus Surabaya juga aksi di Manokwari sudah terjawab. Pelaku kasus rasis sudah diproses, begitu pula di Manokwari yang kami tangkap adalah pelaku tindak kejahatan bukan peserta aksi damai," tegasnya.
Dengan demikian, jika masih ada aksi di daerah ini, dinilai Kapolres sudah mengarah pada isu lain di luar kasus rasisme Surabaya dan tindakan penangkapan yang dilakukan Polri di Manokwari.
"Sudah mengarah ke isu ideologi dan politik. Maka kami berharap, masyarakat tidak terprovokasi dan ikut-ikutan dalam aksi," sebut Kapolres.
ANTARA memantau, situasi Manokwari saat ini terus membaik. Aktivitas masyarakat dan pemerintahan pun sudah mulai normal seperti sebelumnya kendati masyarakat masih dihantui kekhawatiran terkait isu aksi susulan dan skala yang besar.
Pemuda Pegunungan Arfak yang juga mantan Presiden Mahasiswa Universitas Papua, Alosius Siep, mengemukakan bahwa masyarakat Papua di daerah ini menginginkan informasi yang jelas terkait penanganan kasus rasis di Surabaya.
"Terkait aksi mahasiswa, jelas bahwa tuntutan mereka adalah penindakan pelaku kasus ujaran rasis di Surabaya. Menyampaikan aspirasi itu hak konstitusional dan kami pun menyayangkan jika aksi damai kami dimanfaatkan untuk kepentingan lain yang diwarnai dengan pembakaran hingga penjarahan," ujarmya.
Menyikapi isu yang beredar tentang aksi susulan, ia menilai bahwa hal itu adalah hoaks. Alosius pun sudah berkoordinasi dengan sejumlah elemen pergerakan serta sejumlah ormas dan OKP di Manokwari.
"Tidak ada gerakan untuk aksi susulan, sehingga masyarakat tidak usah mempercayai informasi-informasi yang belum jelas sumbernya," kata Alosius.
Berita Terkait
Masih ada tiga korban longsor Bandung Barat yang masih tertimbun
Jumat, 29 Maret 2024 15:01 Wib
Korban banjir meninggal di Bandung Barat bertambah jadi empat orang
Rabu, 27 Maret 2024 11:03 Wib
11 korban longsor di Bandung Barat dinyatakan hilang
Senin, 25 Maret 2024 22:55 Wib
51 orang pejabat Pasaman Barat dibatalkan pelantikannya , ini alasannya
Senin, 25 Maret 2024 2:14 Wib
Sempat terputus, jalan Padang Panjang-Solok kebali bisa dilintasi
Sabtu, 23 Maret 2024 15:55 Wib
Sebanyak 198 warga Semper Barat mengungsi akibat banjir
Jumat, 22 Maret 2024 13:17 Wib
Gempa 5,3 magnitudo di Pesisir Selatan Sumatera Barat
Rabu, 20 Maret 2024 17:47 Wib
Buntut pengancaman, tiga pria dijerat kepemilikan ilegal senjata api
Selasa, 19 Maret 2024 2:05 Wib