Tiket kereta api jelang Idul Adha habis terjual

id kereta api,kai,idul adha,lebaran,arus mudik,mudik,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari in

Tiket kereta api jelang  Idul Adha habis terjual

Stasiun Kereta Api Tanjungkarang, Lampung. (Antara News Sumsel/Dolly Rosana/19)

Palembang (ANTARA) - Tiket kereta api kelas ekonomi tujuan Kertapati (Palembang)-Lubuklinggau dan Kertapati-Tanjung Karang (Lampung), Sumatera Selatan, telah habis terjual menjelang Idul Adha yang diperkirakan jatuh pada 11 Agustus 2019.

Manager Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional III Palembang Aida Suryanti di Palembang, Selasa, mengatakan, tiket sudah habis terjual hingga H-2 Lebaran atau 9 Agustus 2019.

“Kondisi ini sudah kami perkirakan karena minat masyarakat untuk memakai moda transfortasi kereta api semakin meningkat seiring dengan perbaikan sarana dan prasarana,” kata dia.

Selain itu, tiket kelas ekonomi ini menjadi buruan karena harganya yang murah yakni hanya Rp32.000 per orang.

Kemudian, fasilitas yang disediakan juga sangat nyaman sehingga masyarakat lebih memilih tiket kelas ekonomi tersebut.

Pada masa mudik Lebaran ini, PT KAI menyiapkan sebanyak 8.622 tiket dengan total tiket perjalanan 2.874 per hari.

Ia memprediksi, jumlah penumpang menggunakan kereta api pada Hari Raya Idul Adha 1440 H mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya karena bertepatan dengan hari libur.

Sementara untuk puncak arus mudik keberangkatan diperkirakan terjadi pada H-2 dan H-1 karena pada hari tersebut bertepatan dengan akhir pekan.

Untuk barang bawaan, lanjut Aida, setiap penumpang diperbolehkan membawa bagasi ke dalam kereta api dengan berat maksimum untuk tiap penumpang 20 kilogram. Jika berlebih, KAI akan mengenakan tarif tambahan. Ia menjelaskan, untuk tarif kelebihan bagasi untuk kelas eksekutif, tarif atas kelebihan berat bagasi akan dihitung Rp10.000 per kilogram.

“Untuk kelas bisnis atau ekonomi komersial dikenakan Rp6.000 per kilogram dan ekonomi non komersial Rp2.000 per kilogram,” kata dia.