Inggris cari peluang baru perdagangan di Asia Tenggara pasca-Brexit

id pasca-Brexit,Hubungan dagang Inggris - ASEAN,Dominc Raab

Inggris cari peluang baru perdagangan di Asia Tenggara pasca-Brexit

Ilustrasi hasil referendum rakyat Kerajaan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit). (globalresearch.ca)

London (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab berangkat ke Thailand, Rabu, untuk menghadiri pertemuan menteri luar negeri 10 negara Asia Tenggara guna mencari peluang baru perdagangan serta memperkuat hubungan diplomatik menjelang Brexit (pemisahan Inggris dari Uni Eropa).

Raab, yang dilantik pekan lalu sebagai bagian dari anggota kabinet pro-Brexit pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson), akan memanfaatkan lawatan internasional pertamanya untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri ASEAN (Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara) di Bangkok.

"Sudah sekian lama perdagangan kita memusatkan perhatian pada Eropa. Kita perlu memperluas horison dan meningkatkan upaya dengan meraih peluang global yang begitu besar bagi Inggris," kata Raab dalam pernyataan menjelang berangkat ke Thailand.

"Perdagangan Inggris dengan kawasan ini sudah bernilai 36 miliar pound (sekitar Rp613 triliun) per tahun dan ada peluang bagi kita untuk meningkatkan perdagangan tersebut agar memberikan manfaat bagi bisnis dan konsumen Inggris," kata Raab, mengacu pada kawasan Asia Tenggara.

Di bawah kepemimpinan perdana menteri yang baru, Boris Johnson, Inggris dijadwalkan meninggalkan Uni Eropa (EU) pada 31 Oktober. Inggris tetap memisahkan diri pada tanggal itu terlepas dari ada atau tidak ada kesepakatan untuk mempertahankan aturan dagang dengan EU.

Menurut para pendukung Brexit, salah satu keuntungan berpisah dari EU adalah bahwa Inggris akan mempunyai kemampuan untuk membuat kesepakatan-kesepakatan bilateral baru daripada hanya bersandar pada perjanjian tingkat EU.

Negara-negara ASEAN terdiri dari Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Sumber: Reuters