Sinar Mas bina 41 Desa minimalisir kebakaran hutan

id App sinar mas, app sinar mas region palembang, sinar mas bina desa sekitar, sinar mas berikan modal usaha rumahan desa d,berita sumsel, berita palemba

Sinar Mas bina 41 Desa minimalisir  kebakaran hutan

Salah satu penerima manfaat DMPA asal Desa Simpang Heran OKI, Sugeng, memperlihatkan hasil padi sawahnya yang menggunakan metode pertanian organik, Selasa (30/7) (Antara News Sumsel/Aziz Munajar/19)

Palembang (ANTARA) - Asian Pulp Paper Sinar Mas Region Palembang, Sumatera Selatan, membina 41 desa sekitar lahan konsesi untuk meminimalisir kebakaran hutan dan lahan yang mengintai menjelang puncak musim kemarau Agustus 2019.

Head of Social & Security Sinar Mas Forestry Region Palembang Zulhadi Aziz, di Ogan Komering Ilir, Selasa, mengatakan program pemberdayaan masyarakat Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dijalankan dengan enam pilar yakni pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemetaan partisipatif, transfer teknologi, perlindungan pengawasan keamanan, pencegahan - penyelesaian konflik, dan Kemitraan pemasaran produk.

"Masyarakat didukung untuk mengelola lahan dengan metode agroforestri dan dibina membuat industri rumahan berbahan dasar hasil alam setempat," ujar Zulhadi.

Hingga akhir 2018 program DMPA di Kabupaten OKI telah memberikan pendampingan terhadap 27 desa dengan target tambahan 14 desa hingga akhir 2019.

Menurutnya 41 DMPA terbagi menjadi tiga ring, pertama desa-desa yang berbatasan langsung dengan konsesi, ring kedua desa yang masyarakatnya melakukan aktivitas di lahan konsensi, dan ring tiga desa yang dilalui aktivitas APP Sinar Mas.

Proses pembinaan 41 desa tersebut telah mencapai pengelolaan 102 hektare sawah, 75 hektare lahan jagung, 6 hektare buah-buahan, 10 hektare taman sari, 115 ekor kambing, 18 hektare tembak udang dan 7 hektare bahan industri rumahan.

Permasalahan umun desa binaan, kata dia, umumnya hasil produksi pertanian rendah dan rentan hama, APP Sinar Mas membantu mereka lewat sosialisasi, pendampingan, dan pemberian bantuan alat-alat yang menjauhkan mereka dari pembakaran.

"Tiap satu pendamping membimbing dua desa, mereka konsen mengarahkan masyarakat agar tidak menjurus ke aktifitas membakar lahan," jelasnya.

Selain itu masyarakat di Kabupaten OKI masih memiliki keterikatan sangat tinggi terhadap hutan sebagai sumber kehidupan, sehingga pihaknya merasa perlu meminimalisir sentuhan antara masyarakat dengan hutan agar kebakaran juga berkurang.

Sementara itu salah satu penerima manfaat DMPA asal Desa Simpang Heran OKI, Sugeng, mengatakan selama pendampingan satu tahun terakhir hasil sawahnya mengalami peningkatan dengan penerapan metode pertanian organik arahan Sinar Mas.

"Metode pertanian kimia membuat tanah semakin tandus, maka saya mulai beralih ke pertanian organik sejak 2016 agar tanah kembali subur, hasilnya sudah terlihat meningkat saat ini walau belum signifikan," kata Sugeng.

Sugeng menjadi pelopor pertanian organik di desanya dengan memproduksi kompos sekam padi yang biasanya ia bakar usai panen, kompos tersebut digunakan untuk sawahnya seluas dua hektare, penggunaan kompos itu cukup menekan biaya pertaniannya.

"Sementara ini baru saya yang menerapkan pertanian organik, petani lain belum mau karena dianggap ribet, tapi lambat laun dengan sosialisasi DMPA mungkin mereka akan pakai juga karena manfaatnya lebih banyak dan aman," demikian Sugeng.

Selain pembinaan petani, Sinar Mas juga memberikan hand tractor kepada para petani binaan sebagai pengganti metode Sonor atau membakar lahan saat persiapan musim tanam, dengan demikian jumlah petani membakar lahan terus berkurang tiap tahun.