Palembang (ANTARA) - Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Firli memerintahkan kapolres dan jajarannya yang ada di 17 kabupaten dan kota di provinsi setempat mengawasi penggunaan dana proyek pembangunan agar tidak terjadi penyimpangan atau korupsi.
Berdasarkan data setiap tahun ada sekitar Rp40 triliun lebih dana dialokasikan untuk berbagai kegiatan proyek di provinsi ini. "Jiika tidak dilakukan pengawasan ketat berpotensi dikorupsi atau tidak dimanfaatkan sesuai ketentuan dan kepentingan masyarakat," kata Firli di Palembang, Kamis.
Pengawasan itu perlu dilakukan untuk melakukan tindakan pencegahan penyelewengan dana proyek dan mendorong pemerintah daerah benar-benar memanfaatkannya untuk pembangunan berbagai fasilitas umum serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: ASN yang dipecat karena korupsi gugat putusan Wali Kota
Untuk melakukan pengawasan penggunaan dana proyek yang bersumber dari anggaran pusat dan daerah, selain mengerahkan kekuatan jajaran Polda Sumsel, diharapkan partisipasi dari semua pihak dan lapisan masyarakat.
Jika mengetahui ada indikasi penyimpangan penggunaan keuangan negara, diminta untuk melaporkan kepada petugas di Polres setempat atau ke Polda."Partisipasi masyarakat melaporkan dugaan korupsi sangat diharapkan untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana khusus itu, namun jangan asal melapor tanpa dilengkapi bukti," ujarnya.
Setiap laporan/pengaduan masyarakat yang didukung bukti kuat, diperintahkan kepada penyidik untuk memprosesnya hingga tuntas dan tidak boleh berlama-lama.
Kasus korupsi harus diusut tuntas secara cepat. "Jangan sampai mengendap bertahun-tahun di meja penyidik tanpa kejelasan perkembangan proses hukumnya," kata dia.
Baca juga: Polda Sumsel gencarkan pemberantasan narkoba
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara menjelaskan pihaknya telah memproses dugaan kasus korupsi penggelembungan (mark up) anggaran pembangunan tugu perbatasan Kota Palembang dengan Kabupaten Banyuasin.
Berkas dugaan korupsi dana proyek pembangunan tugu perbatasan itu telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri setempat dengan perkiraan kerugian negara Rp505.923.660 melibatkan empat tersangka, yakni pemberi proyek dan kontraktor pelaksana yakni KH, IC, AH dan AS.
Baca juga: Puluhan kelompok masyarakat Sumsel karnaval khebinekaan
Keempat tersangka dinilai telah melanggar tiga pasal sekaligus, yakni pasal 2 ayat 1 jo pasal 18 Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Kedua, pasal 3 jo pasal 18 UU No.31 Tahun 1999, sebagaimana yang telah diubah dalam UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Ketiga, pasal 9 UU No.31 Tahun 1999, sebagaimana yang telah diubah dalam UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 Ke-1 KUHP.
Baca juga: Polda-Dinas Pendidikan Sumsel koordinasi cegah kasus MOS
Baca juga: Kapolda Sumsel: dua cara atasi kebakaran hutan
Berita Terkait
Rumah Hervey Moeis digeledah kejagung, dua mobil mewah ikut disita
Sabtu, 20 April 2024 11:13 Wib
Kejati Sumsel proses tahap ll kasus korupsi asrama mahasiswa
Jumat, 19 April 2024 22:10 Wib
Korupsi bermodus investasi fiktif, KPK periksa mantan kepala divisi pasar modal PT Taspen
Jumat, 19 April 2024 14:23 Wib
Kejati tahan mantan ketua KONI Sumsel kasus korupsi dana hibah
Selasa, 16 April 2024 18:59 Wib
Korupsi pemotongan insentif pegawai, KPK cegah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali ke luar negeri
Selasa, 16 April 2024 14:48 Wib
KPK sita Chevrolet Biscayne milik Andhi Pramono
Kamis, 4 April 2024 11:38 Wib
Artis Sandra Dewi datangi Kejaksaan Agung untuk pemeriksaan sebagai saksi
Kamis, 4 April 2024 10:31 Wib
Kejati Sumsel terima pengembalian uang kasus korupsi asrama mahasiswa
Selasa, 2 April 2024 14:46 Wib