1.500 personel siaga atasi kebakaran hutan dan lahan di Sumsel

id karhutla,kebakaran hutan,lahan,gambut

1.500 personel siaga atasi kebakaran hutan dan lahan di Sumsel

Tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan, memadamkan api di lahan gambut yang terbakar, Sabtu (13/7/2019). (Dokumen BPBD Sumsel)

Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan menyiagakan sekitar 1.500 personel untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan mengingat daerah itu akan memasuki puncak kemarau pada Agustus 2019.

Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya di Palembang, Rabu mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan bahwa musim kemarau pada 2019 akan jauh lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya. “Kemarau diperkirakan hingga September 2019 sehingga perlu ada antisipasi,” kata dia.

Ia mengatakan personel Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan dari berbagai unsur, mulai dari TNI, Polri, dan BPBD, ini sudah disebar ke seluruh kabupaten/kota yang rawan mengalami bencana ini, seperti Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir dan Penukal Abab Lematang Ilir.

“Sejak beberapa hari lalu telah ditempatkan di wilayah Sumsel yang rawan karhutla, mereka bekerja sama dengan masyarakat di desa-desa tersebut,” kata dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan Iriansyah mengatakan, dalam penanganan karhutla ini lebih diutamakan kegiatan mitigasi.

BPBD Sumsel telah mengajukan permohonan bantuan pesawat TMC (teknologi modifikasi cuaca) mengingat pada Agustus-September akan terjadi puncak musim kemarau. Sementara pada Juli ini diperkirakan masih ada kumpulan awan sehingga TMC dapat dilakukan, kata dia.

Selain menjalankan TMC, BPBD juga menyiagakan beberapa unit pesawat pembom air, yakni 1 heli WB Mi-8 UR-CNC, Mi-8 RA 22583, Mi-8 RA 22747 dan Mi-8 RDPL 34140. Adanya beberapa unit helikopter pembom air itu tidak lepas dari penetapan status siaga bencana oleh Pemprov Sumsel, beberapa waktu lalu.

Sumatera Selatan merupakan satu dari beberapa provinsi di Indonesia yang rawan mengalami bencana karhutla. Pada 2018, total areal karhutla 37.362 hektare dalam kurun waktu 1 Februari-31 Oktober, dengan areal terluas berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), mencapai 19.402 hektare.