Cuma sejam, Menkeu Sri Mulyani buru-buru meninggalkan ruang diskusi

id Diskusi Sri Mulyani,Perang dagang,Indef,tantangan investasi,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palemba

Cuma sejam, Menkeu Sri Mulyani buru-buru meninggalkan ruang diskusi

Menkeu Sri Mulyani (tengah) menyalami sejumlah peneliti Indef sebelum meninggalkan diskusi Tantangan Investasi di Tengah Kecamuk Perang Dagang yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (16/7/2019). (ANTARA/Abdu Faisal)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati buru-buru meninggalkan ruang diskusi kajian tengah tahun Institute for Development of Economics and Finance (Indef) 2019 di Jakarta, Selasa.

Sejumlah wartawan terlihat kecewa karena tidak mendapat sesi bertanya lebih lanjut dalam diskusi yang membahas Tantangan Investasi di Tengah Kecamuk Perang Dagang itu.

Sebelumnya Menkeu sempat mengoreksi pernyataan peneliti dari lembaga kajian Indef, Esther Sri Astuti, yang mengkritisi pernyataan metafora Presiden Jokowi terkait perekonomian Indonesia dan dunia yang diibaratkan seperti serial televisi Game of Thrones.

"Presiden Jokowi mengatakan 'winter is coming' adalah sebuah metafora. Jadi bukan berarti di Indonesia ada musim dingin. Jadi tidak relevan begitu ya," ujar Sri Mulyani di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani mengatakan jika berbicara logika, penyampaian Esther soal Lords of The Ring yang berbicara soal Hobbit (makhluk kecil di serial itu) yang berhasil mengubah dunia di antara gempuran raksasa juga tidak masuk akal.

"Cuma mengoreksi karena kalau bicara tentang logika, kita bicara tentang akal yang harus ditempatkan," ujar Menkeu.

Menkeu juga mempertanyakan forum diskusi tersebut yang ia rasa bermuatan politik. Menkeu tiba di ruang diskusi sekitar pukul 09.36 WIB.

Namun sejam kemudian, ia sudah harus meninggalkan lokasi karena ingin bertemu dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan.

Menteri menyilahkan diskusi dilanjutkan, namun ia berharap semoga hasil seminar dapat memberikan masukan kepada pemerintah mengenai hal apa yang perlu diakselerasi dalam rangka menghadapi persaingan global.

Menkeu mengatakan kebijakan Pemerintah akan selalu tergantung pada produktivitas dan daya saing (competitiveness-productivity) yang paling berkualitas dimiliki negara untuk menarik Investasi dan menggunakan pasar regional ataupun global untuk memperbesar atau memperluas usaha (ekspansi).

"Itu merupakan masalah fundamental Indonesia, tentang competitiveness dan productivity," tandasnya.