Kabupaten Banyuasin miliki pulau seperti di Raja Ampat

id ekowisata,banyuasin,pulau,destinasi wisata,pariwisata,wisata alam,wisata sejarah,Gugusan Pulau di Banyuasin,berita sumsel, berita palembang, antara su

Kabupaten Banyuasin miliki pulau seperti di Raja Ampat

Pulau Ekor Tikus di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. (ist)

Pangkalan Balai (ANTARA) - Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan memiliki sejumlah pulau seperti gugusan pulau di Raja Ampat, Papua, sehingga di kawasan ini layak dikembangkan menjadi destinasi ekowisata.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banyuasin Erwin Ibrahim di Pangkalan Balai, Rabu, mengatakan pemerintah kabupaten telah memetakan terdapat dua pulau yang dapat dikembangkan yakni Pulau Ekor Tikus dan Pulau Alangan Tikus di kawasan perairan Desa Sungsang 2, Kecamatan Banyuasin II.

“Menariknya, kedua pulau ini tidak sulit dijangkau karena hanya 20 menit menggunakan kapal dari Pelabuhan Tanjung Api. Wisatawan juga dapat merasakan sensasi lain yakni wisata susur sungai,” kata Erwin.

Untuk itu, Pemkab Banyuasin mengajak para investor untuk melirik peluang ini karena jika dikembangkan dengan serius bukan tidak mungkin menjadi destinasi wisata unggulan di wilayah Sumatera.

Apalagi destinasi ekowisata, yakni lokasi wisata berwawasan lingkungan dan pelestarian alam ini sangat disukai oleh turis manca negara selain wisata sejarah. “Masterplan-nya sedang kami buatkan, jadi para investor dapat melihat dengan jelas potensi dari bisnis ini,” kata dia.

Ia menambahkan, potensi yang dimiliki ini sejatinya tidak kalah dengan gugusan pulau di Raja Ampat, Papua, karena beberapa pulau di Kecamatan Banyuasin II ini masih sangat asri dan alami, bahkan belum memiliki nama.

Pulau-pulau ini diketahui menjadi tempat persinggahan burung migran, dan habitat ikan dan udang. Selain itu, ada juga hutan bakaunya.

Bupati Banyuasin Askolani mengatakan adanya potensi alam yang luar biasa ini sebaiknya dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dengan tentunya tetap mengedepankan pelestarian lingkungan.

Askolani meminta Bappeda dan Organisasi Perangkat Daerah terkait untuk menyusun rencana strategis terkait pengembangan ekowisata ini, mengingat Banyuasin juga memiliki Taman Nasional Berbak-Sembilang yang telah diusulkan menjadi cagar biosfer UNESCO. Di Taman Nasional ini dapat dijumpai hutan rawa gambut dan selalu dikunjungi burung migran asal Siberia setiap Oktober.

“Dalam pengembangan ekowisata ini tentunya butuh inovasi dengan tetap mengedepankan perlindungan lingkungan. Inovasi ini yang dibutuhkan, yakni bagaimana perekonomian masyarakat meningkat, dan ekosistem tetap terjaga,” kata dia.

Askolani juga mengajak kalangan swasta untuk turut andil dalam pengembangan ekowisata di kabupaten yang 60 persen wilayahnya merupakan perairan ini, karena jika hanya mengandalkan APBD maka dipastikan akan sulit terwujud.

Sementara itu, Program Manajer ZSL Kelola Sendang Sardi Winata mengatakan apa yang direncanakan Pemkab Banyuasin patut didukung seluruh pihak karena pengembangan ekowisata ini menjadi solusi tepat saat ini untuk merambah sektor pariwisata.

“Dalam ekowisata itu sejatinya ada aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Ini patut didukung,” kata dia.