Calon jemaah haji diminta waspadai "heat stroke"

id haji, yogyakarta,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari ini, jembatan ampera,kesehatan jama

Calon jemaah haji diminta waspadai "heat stroke"

Calon jemaah haji asal Kota Yogyakarta saat berpamitan di Balai Kota Yogyakarta (ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Jemaah Calon Haji  asal Kota Yogyakarta yang akan diberangkatkan ke tanah suci Mekah diminta mewaspai potensi serangan panas atau “heat stroke” akibat suhu udara yang diperkirakan bisa mencapai 50 derajat celcius selama masa haji.

“Perbedaan suhu udara yang cukup signifikan, serta rendahnya kelembaban udara bisa menyebabkan Jemaah Calon Haji yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik rentan terserang berbagai penyakit, termasuk ‘heat stroke’,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lana Unwama di Yogyakarta, Rabu.

Untuk mengantisipasinya, Lana mengimbau seluruh calon jemaah haji untuk melakukan berbagai upaya pencegahan seperti menghindari tempat-tempat yang panas atau terik dan selalu mengenakan alat pelindung diri saat berada di area terbuka yang terpapar matahari.

Ia mengatakan alat pelindung diri yang bisa digunakan di antaranya, payung atau topi berwarna terang seperti putih agar tidak semakin menyerap panas matahari serta mengenakan masker yang dibasahi dengan air untuk meningkatkan kelembaban.

Lana juga meminta Jemaah Calon Haji untuk memakai alas kaki. “Biasanya, banyak jemaah yang lupa tempat mereka menaruh alas kaki, akibatnya mereka harus berjalan tanpa alas kaki saat kembali ke pondokan dari masjid,” katanya.

Berjalan tanpa alas kaki, kata dia, berpotensi menyebabkan kaki terluka dan akibatnya calon jemaah haji tidak bisa maksimal dalam menjalankan ibadah. “Oleh karena itu, saat akan masuk masjid, maka sebaiknya membawa plastik untuk menyimpan alas kaki dan dimasukkan ke tas supaya tidak lupa,” katanya.

Sedangkan bagi calon jemaah haji yang sudah berusia lanjut, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk menjalankan berbagai ibadah yang bersifat sunah jika kondisi fisik sudah kewalahan. “Lebih baik fokus untuk puncak ibadah haji saja. Bagaimanapun juga, ibadah haji sangat menguras fisik sehingga kondisi tubah harus benar-benar fit,” katanya.

Ia juga menyarankan agar jemaah selalu mengonsumsi air dalam jumlah cukup. Meskipun tidak merasa haus, tetap disarankan minum air untuk menghidrasi tubuh.

Lana mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memiliki program pemantauan kondisi kesehatan Jemaah Calon Hajii selama dua tahun sehingga seluruh jemaah yang diberangkatkan ke tanah suci memiliki kesehatan yang prima.

Jumlah Jemaah Calon Haji asal Kota Yogyakarta yang akan diberangkatkan tahun 2019 mencapai 502 orang yang terdiri dari 499 jemaah reguler dan tiga petugas haji yang terbagi dalam empat kelompok terbang (kloter) yaitu 21 SOC, 22 SOC, 96 SOC, dan 97 SOC.

Sebagian besar calon jemaah haji asal Kota Yogyakarta berusia antara 51 tahun sampai 60 tahun sebanyak 163 orang dan 41-50 tahun sebanyak 136 orang.

Kloter 21 SOC dan 22 SOC dari Kota Yogyakarta akan diberangkatkan pada 12 Juli, sedangkan Kloter 96 SOC serta 97 SOC diberangkatkan pada 4 Agustus. “Dari empat kloter keberangkatan, hanya kloter 21 SOC yang seluruhnya merupakan jemaah asal Kota Yogyakarta. Sisanya, jemaah bergabung dengan kabupaten lain,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nur Abadi.

Calon jemaah haji termuda perempuan adalah Salma Dewina Salimah berusia 19 tahun dan termuda laki-laki Josimar Armado Afiano 31 tahun. Sedangkan calon jemaah tertua perempuan dan laki-laki, masing-masing Haroyah Amat Jali dAn Siswojo Djojowerdojo Sastro Wardojo berusia 87 tahun.