Bali dijadwalkan tuan rumah Pekan Air Internasional Asia 2020

id pekan air internasional asia,basuki hadimuljono,kementerian pupr

Bali dijadwalkan tuan rumah Pekan Air Internasional Asia 2020

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan tengah) dan Presiden Korea International Cooperation Agency (KOICA) Lee Mi - Kyung (kiri tengah), dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Tahap II, di Seoul, Kamis (27/6/2019). (Dokumentasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)

Jakarta (ANTARA) - Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah untuk ajang The 2nd Asia International Water Week atau Pekan Air Internasional Asia kedua yang rencananya bakal berlangsung di Bali pada tanggal 3-7 November 2020.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat, menyatakan dalam rangka mempersiapkan hal itu, Indonesia juga bakal menyelenggarakan Stakeholders Consultation Meeting di Jakarta pada tanggal 11-12 November 2019.

"Masukan yang patut menjadi perhatian untuk suksesnya acara tersebut adalah perlunya keterlibatan aktif pemerintah daerah dan pihak swasta," katanya.

Adapun dari segi isu pembahasan, lanjutnya, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap resiko bencana, harus diberikan perhatian khusus.

Menteri PUPR mengemukakan hal tersebut dalam acara penandatanganan MoU atau Nota Kesepahaman antara Kementerian PUPR dengan Kementerian Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda (MIW) dan Korea International Cooperation Agency (KOICA) di Seoul, Korea Selatan, Kamis (27/6).

Penandatanganan MoU tersebut adalah untuk kerja sama Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Tahap II.

MoU ditandatangani oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Presiden KOICA Lee Mi - Kyung. Dokumen tersebut sebelumnya telah ditandatangani dan diserahkan langsung kepada Menteri Basuki di New York oleh Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda Cora Van Nieuwenhuizen-Wijbenga yang berhalangan hadir di Seoul.

Dalam kesempatan tersebut,  Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa kerja sama ini dibutuhkan oleh Indonesia dan menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Korea dan Belanda dalam mengurangi risiko banjir, banjir rob, dan mencegah penurunan permukaan air tanah Kota Jakarta yang mencapai hampir sebesar 12 cm per tahun.

"Kerja sama dengan KOICA dan K-Water sebagai sahabat lama dan key partner (mitra kunci) bagi Kementerian PUPR sangat penting. Indonesia membutuhkan keahlian teknis para ahli dan dukungan dari Korea Selatan," katanya.

Presiden KOICA Lee Mi - Kyung mengatakan kerja sama Indonesia dan Korea telah berlangsung lama diantaranya dalam bidang transportasi, air dan lingkungan. Indonesia juga merupakan mitra kerjasama dalam pembangunan perkotaan.

NCICD merupakan bentuk remediasi lingkungan yang bertujuan untuk melindungi Kota Jakarta untuk jangka pendek, menengah hingga jangka panjang dari krisis air baku dan risiko banjir akibat fenomena penurunan permukaan tanah di Utara Jakarta dengan cara yang adaptif dan strategi yang terintegrasi dengan aspek sosio-ekonomi, tata kota ,dan bermanfaat bagi lingkungan.

Pada tahap awal untuk mengurangi risiko banjir, banjir rob, dan mencegah penurunan permukaan air tanah Kota Jakarta, akan dibangun tanggul laut sepanjang 20,1 Km untuk melindungi area kritis.

Pembangunan tanggul fase darurat tersebut dibagi atas pembangunan tanggul sepanjang 4,5 km oleh Kementerian PUPR yang telah rampung pada tahun 2018 dan selebihnya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan partisipasi pihak swasta di daerah kritis tersebut.