Jakarta (ANTARA) - Cuaca panas hingga mencapai 42 sampai 50 derajat celcius akan menjadi tantangan tersendiri bagi para petugas layanan transportasi haji dalam penyelenggaraan haji 1440H/2019 yang bertepatan dengan musim panas.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis di Jakarta, Kamis, mengatakan suhu udara di Arab Saudi saat ini mencapai 42 derajat dan diperkirakan pada pelaksanaan haji bisa mencapai 50 derajat.
“Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi haji, utamanya layanan bus shalawat yang mengantar jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram, pergi-pulang. Sebab, mereka harus bertugas di titik-titik pemberhentian bus yang tidak dilengkapi tempat berteduh, demi memberikan layanan kepada jemaah,” jelasnya.
Berbeda dengan halte di Jakarta, tempat pemberhentian layanan transportasi di Mekkah hanya berupa bendera Merah Putih.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 56 halte dan tiga terminal bus shalawat di Makkah.
“Mental petugas layanan transportasi haji tahun ini harus lebih kuat. Cuaca yang sangat panas, serta jumlah jemaah yang bertambah, menjadi tantangan petugas untuk memberikan layanan terbaik. Apalagi, jumlah petugas sama dengan tahun lalu,” terang dia.
“Layanan bus shalawat akan diberikan kepada semua jemaah. Tahun sebelumnya, hanya 91 persen jemaah,” lanjutnya.
Sri Ilham menambahkan, layanan bus ini akan dilakukan selama 24 jam, sehingga jemaah tidak perlu khawatir akan tidak adanya bus.
Hanya saja, untuk menghindari kepadatan, jemaah diimbau untuk berangkat ke Masjidil Haram lebih awal satu sampai dua jam sebelum waktu salat.
“Begitu juga saat akan kembali ke hotel, diharapkan tidak bersamaan, tapi menunggu satu atau dua jam usai salat jemaah,” katanya.
Selain shalawat, jemaah haji Indonesia selama di Arab Saudi juga mendapat layanan transportasi antar kota perhajian (Madinah – Makkah – Jeddah atau Jeddah – Makkah - Madinah) dan masyair (Arafah-Muszdalifah-Mina).
Sebagaimana shalawat, layanan antarkota perhajian dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sedang layanan transportasi Masyair dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi.
“Sebagai panduan petugas dan jemaah, PPIH Arab Saudi telah menerbitkan Buku Saku Layanan Transportasi,” ujarnya.
Pihaknya memberikan bimbingan teknis kepada para petugas layanan transportasi darat bagi jemaah haji selama di Arab Saudi di Cirebon selama tiga hari yakni 26 hingga 28 Juni 2019.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta terdiri dari calon PPIH Arab Saudi bidang transportasi pada daerah kerja (daker) bandara, Madinah, dan Mekkah, petugas angkutan shalawat, serta pegawai Ditjen PHU dan Kankemenag Cirebon.
Berita Terkait
Kejagung: Dugaan korupsi pendanaan di LPEI dideteksi sejak 2019
Senin, 18 Maret 2024 12:25 Wib
Kejati Sumsel sita surat dokumen penting korupsi pajak 2019-2021
Jumat, 2 Februari 2024 10:03 Wib
Kejati Sumsel tangkap buronan korupsi rehabilitasi jalan tahun 2019
Selasa, 14 November 2023 14:29 Wib
Kurs rupiah dinilai masih jauh lebih baik dibanding periode 2019-2020
Rabu, 8 November 2023 16:20 Wib
Putri Vietnam catat rekor tiga kali beruntun ke final Piala AFF
Kamis, 13 Juli 2023 22:53 Wib
Pemkot Palembang tinjau ulang Perwali Nomor 26 Tahun 2019
Senin, 8 Mei 2023 21:13 Wib
Kemenkominfo ungkap langkah tangani situs pemda disusupi judi online
Jumat, 20 Januari 2023 13:50 Wib
Piala Dunia 2022: Kemenangan Brazil makan korban, Neymar cedera
Jumat, 25 November 2022 9:47 Wib