Begini cara petani di Pesisir Selatan basmi tikus

id hama tikus,pengasapan,pertanian pesisir selatan,basmi tikus

Begini cara petani di Pesisir Selatan basmi tikus

Ilustrasi - Petani memperlihatkan tikus yang berhasil ditangkap saat geropyokan tikus di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (18/1/2019). (ANTARA/Siswowidodo).

​​​​​​​Painan (ANTARA) - Petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat dibekali cara membasmi tikus yang menyerang tanaman padi mereka sejak sebulan terakhir, dengan cara pengasapan.

"Setidaknya dalam sepekan terakhir kami aktif ke beberapa titik di tiga kecamatan, yakni Batang Kapas, Sutera, dan Lengayang untuk membekali petani," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan Alfriyendri di Painan, Kamis.

Pembekalan tersebut, kata dia, tidak sebatas cara menggunakan pestisida untuk menangani serangan tikus, namun juga mendistribusikannya sehingga bisa langsung dipraktikkan oleh petani.

Ia menjelaskan pengasapan menggunakan pestisida langsung diarahkan ke lubang-lubang tikus di lahan pertanian sehingga tikus yang ada di dalamnya mati.

Ia mengatakan tanaman padi di tiga kecamatan di daerah setempat diserang hama tikus namun tidak merata, kerugian baru bisa ditaksir setelah  panen dengan cara menghitung hasilnya.

Kendati demikian, ujarnya, serangan hama itu bisa diminimalkan dengan penanganan yang optimal. Jika penanganan tidak optimal, serangan hama itu akan berlanjut dan membuat petani merugi.

"Setelah kami datang ke petani kami berharap petani mengaplikasikannya, dan jika pestisida habis bisa mengajukan permintaan penggunaan ke kabupaten melalui ketua kelompok tani," ujarnya.

Selain menggunakan pestisida, kata dia, serangan tikus bisa diminimalkan dengan membersihkan areal di sekitar tanaman padi sehingga tikus enggan membuat sarang.

Selain itu, katanya, petani mesti menanam padi secara serentak sehingga serangan tidak terkonsentrasi di satu titik dan dampaknya lebih mudah  ditangani.

Ia mengatakan langkah paling tepat dan ideal dalam menangani hama dan penyakit, dengan mengikuti asuransi usaha tanaman padi sebagai upaya meminimalkan kerugian.

Dalam asuransi itu, katanya, petani hanya mengeluarkan biaya Rp36 ribu per hektare, sedangkan biaya Rp144 ribu lainnya disubsidi oleh pemerintah.

Jika areal tanaman padi petani diserang hama dan mengalami kerusakan hingga 75 persen, katanya, perusahaan asuransi pelaksana program itu akan membayar Rp6 juta per hektare.

Pembayaran ganti rugi, kata dia, paling lambat 14 hari semenjak berita acara pemeriksaan disampaikan oleh petugas berwenang.