Menperin Airlangga terima gelar doktor di Korsel sekaligus rangkul investor

id Gelar doktor Menperin,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari ini, jembatan ampera,Airlangga

Menperin Airlangga terima gelar doktor di Korsel sekaligus rangkul investor

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. ANTARA/Bayu Prasetyo/aa

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dijadwalkan bertolak ke Korea Selatan pada pekan ini untuk menerima gelar Honorary Doctor of Philosophydi bidang kebijakan pembangunan dari KDI School of Public Policy.

Gelar tersebut diterima Menperin atas kiprahnya mendorong pertumbuhan sektor industri di Indonesia serta meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dengan Korea Selatan.

“Investasi Korea Selatan di Indonesa penting untuk mendukung kinerja Indonesia. Kami berharap hubungan produktif antara Indonesia dan Korea Selatan dapat berlangsung hingga tahun-tahun mendatang,” kata Airlangga sesuai keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pada kesempatan itu, juga akan dilakukan penandatanganan kerangka kerja teknis antara Kementerian Perindustrian dengan National Research Center (NRC) Republik Korea untuk pembentukan Working Level Joint Committee(Sub-Komite Bersama) dalam rangka implementasi aktivitas kerja sama terkait Industri 4.0.

Airlangga juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea serta beberapa investor.

Pada pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Republik Korea, Menperin diagendakan membahas sejumlah kerjasama antara Indonesia - Korea Selatan.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin), saat ini memiliki total 10 kesepakatan kerja sama internasional dengan berbagai mitra di Republik Korea, di mana enam di antaranya merupakan kerja sama antara unit di lingkungan Kemenperin dengan lembaga pemerintah di Korea Selatan.

Menperin juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan salah satu perusahaan petrokimia Lotte Chemical Corporation, yang salah satu anak perusahaannya pada 2018 telah melakukan ground breakingpembangunan pabrik yang memproduksi polyethylene.

Dengan nilai investasi yang rencananya mencapai 3,5 miliar dolar AS, pabrik ini diharapkan dapat mendukung pengurangan impor produk petrokimia hingga 60 persen.

“Indonesia berpotensi menjadi pusat pertumbuhan industri petrokimia dan akan bisa lebih kompetitif di tingkat Asean dengan semakin meningkatnya investasi dan ekspansi dari sejumlah produsen di dalam negeri. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi seiring upaya pemerintah yang terus menciptakan iklim usaha kondusif,” ungkapnya.